Pada 30 April lalu, Cagi bersama kurator Agung Hujatnikajennong membuka eksibisi tersebut. Agung mengungkapkan eksibisinya berdasarkan pada konsep tentang cahaya dan tata warna.
"Cagi pernah membawa karyanya pertama di Art Stage Singapore kemarin. Karyanya membuktikan bahwa Cagi bisa menggunakan medium seni apa saja. Sekarang objek yang dikerjakannya selama satu tahun ini bemain pada kanvas tapi juga memakai gradasi warna," ungkapnya sebelum pembukaan, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cagi menggunakan pola yang tak biasa. Sepanjang perjalanannya berkarier, kata Agung, Cagi menafsirkan 'spektrum' tertentu yang dapat dilihat di berbagai sisi. Baik kanan, kiri, maupun dari sisi depan.
"Dia pun mengeksplorasi material resin berbentuk vertikal dan garis warna seperti itu," kata Cagi.
Sepanjang kariernya, Syagini telah sering terlibat dalam pameran kelompok dari 2002. Seperti dalam 'Underconstruction: Dream Project' di Tokyo Opera House, Jepang (2002), 'Untitled', Selasar Sunaryo Art Space (2008), 'Mental Archive' di Cemeti Art House (2010).
Sedangkan pameran tunggalnya adalah 'Love Affair Pt. 1: The Dining Room/White Lies', Vivi Yip Art Room (2010) dan 'Bibliotea, AsiaOne', Vivi Yip Art Room, Hong Kong (2011). Dia pun pernah mengikuti program residensi Art Initiative Tokyo selama tiga bulan. Karyanya telah dikoleksi oleh Singapore Art Museum.
Pameran 'Spectral Fiction' masih bisa dikunjungi sampai 20 Mei mendatang!
(tia/mmu)