Kota Yogyakarta dipilih oleh penyelenggara festival karena beberapa alasan. "Yogyakarta adalah lokasi residensi bagi tim Les RΓ©mouleurs dan mereka paling banyak berkolaborasi dengan tim seniman dari Yogya," ujar Direktur IFI sekaligus Direktur Festival Printemps Francais, Marc Piton, dalam keterangannya, Kamis (28/4/2016).
Dalam proyek kolaborasi 'Sang Burung', Les RΓ©mouleurs yang beranggotakan Gallia Vallet, Olivier Vallet dan Anne Bitran berkolaborasi dengan seniman Indonesia yaitu Bob dari komunitas Marjinal Kolektif (Jakarta), Heri Dono, Rangga Jadoel dan Sugeng Utomo (Yogyakarta), Gepeng Dewantoro dan Wayang Motekar (Bandung). Pertunjukan wayang layang tersebut akan diiringi musik etnis kontemporer dari Senyawa (Rully Shabara dan Wukir Suryadi) band asal Yogyakarta yang pernah tampil di Melbourne International Jazz Festival 2011.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak: Kenalan dengan Salah Satu Seniman Visual Brooklyn di Balik Album 'Lemonade'
Sebelum pentas di Jakarta dan kota-kota lainnya, mereka terlebih dahulu menggelar residensi pada 3-15 Maret lalu. "Kami bertemu dengan banyak seniman Indonesia dan memilih sendiri, seniman mana yang bakal kami ajak kolaborasi," ujar direktur artistik Les RΓ©mouleurs, Anne Bitran dalam sebuah wawancara di IFI Jakarta, belum lama ini.
"Yang tak boleh dilewatkan juga unsur musik. Saat bertemu dengan Senyawa, kami merasa musik instrumen yang keluar dari mereka sangat ajaib. Kami berentung bisa bekerja sama dengan Senyawa dan setelah proyek Sang Burung ini, rencananya mereka akan meluncurkan sebuah album baru," tambah Bitran.
Kelompok musik Senyawa pernah bermain dalam berbagai festival musik di kota-kota Prancis. Di antaranya, Marseille, Paris dan Toulouse dalam rangkaian Tur Eropa 2014. Salah satu anggota Senyawa, Wukir Suryadi, pernah berkolaborasi dengan musisi Prancis Mathieu Canaguier yang kini bassist band Aluk Todolo.
"Awalnya kami ingin membuat ilustrasi dengan 'memusikkan' atau 'membunyikan' visual wayang layang. Selama proses residensi, komposisi yang kami buat ternyata mencapai durasi 45 menit. Akhirnya, kita buat jadi sebuah soundtrack yang tak hanya mengiringi tetapi melebur dengan 'Sang Burung'. Di sini kami menunjukkan bahwa kedudukan musik dan pertunjukan adalah erat dan setara serta saling mengisi," ujar Wukir, mewakili band Senyawa.
Sedangkan Seniman visual kontemporer yang bermukim di Yogyakarta, Heri Dono juga menambahkan, "Pertunjukan Sang Burung di Yogyakarta akan digelar secara outdoor karena cuaca terlihat baik pada 28 April ini. Untuk di Jakarta dan kota lain kami akan terus memantau kondisinya sebelum pertunjukan untuk mengetahui letaknya. Walaupun begitu, tidak akan mengurangi pertunjukan 'Sang Burung' dari segi visual maupun musikalitas," tutup Heri Dono.
(tia/tia)