Novel tentang Palestina Raih Penghargaan Internasional Buku Fiksi Arab 2016

Novel tentang Palestina Raih Penghargaan Internasional Buku Fiksi Arab 2016

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 28 Apr 2016 08:13 WIB
Foto: Guardian
Jakarta - Sebuah novel tentang kehidupan bangsa Palestina di pengasingan berhasil meraih 'International Prize for Arabic Fiction' atau hadiah internasional untuk fiksi Arab tahun ini. Buku karangan Rabai al-Madhoun yang berjudul 'Destinies' dianggap mampu menciptakan bentuk fiksi baru.

Novelnya ditulis dalam empat bagian, masing-masing mewakili sebuah 'gerakan'. Di awal terdapat penjelasan peristiwa Holocaust dan eksodus Palestina dari Israel di tahun 1948. Rabai pun mendapatkan hadiah sebesar $ 50.000 (Β£ 34.000) untuk bukunya.

Penyair sekaligus akademisi Amina Thiban yang menjadi salah satu dewan juri mengatakan buku Rabai menghasilkan suatu bentuk fiksi baru untuk mengatasi masalah Palestina. "Tragis, novel polifonik meminjam simbol concerto dengan gerakan yang berbeda, dan mewakili banyak nasib. 'Destinies' juga dianggap sebagai novel Palestina yang lengkap, perjalanan kembali ke waktu sebelum Nakba untuk menyoroti kesulitan yang dihadapi diaspora Palestina," ungkapnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rabai al-Madhoun lahir di Palestina. Keluarganya pindah dari Ashkelon ke Jalur Gaza selama eksodus berlangsung. Rabai kuliah di Universitas Alexandria lalu menjadi anggota dari Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina. Di tahun 1980, ia meninggalkan aktivismenya dan menjadi seorang penulis.

'Destinies' adalah novel ketiganya dan untuk pertama kalinya seorang penulis Palestina memenangkan penghargaan Arab. Sebelumnya, ada penulis Mesir, Arab Saudi, Maroko, Lebanon, Kuwait, Irak, dan Tunisia.

Dalam sebuah wawancara, Rabai mengatakan dirinya lahir dan dibesarkan selama bencana berlangsung yang membentang di antara periode sebelum 1948 sampai sekarang. "Akibatnya, saya tidak pernah menjalani kehidupan normal di negara saya dan tidak pernah merasakan menjadi warga negara biasa," ujarnya.

"Novel saya mengikuti kehidupan orang-orang Palestina yang tinggal di pengasingan, mereka yang tinggal dan menjadi warga negara di bawah pemerintahan negara Israel. Secara umum, tema novel ini adalah diaspora," kata Rabai.

Penghargaan 'the Arabic Booker' didukung oleh Booker Prize Foundatoon di London. Novel pemenang akan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, dan kini Rabai telah menjadi warga negara Inggris dan bekerja di London.

(tia/tia)

Hide Ads