Manager komunikasi museum Patricia Bornhofen mengatakan banyak pengunjung yang menggemari karya-karya Shakespeare terharu ketika melihat Folip pertama. "Ada yang berdiri di depan Folio, mencoba untuk menjaga dirinya agar tidak menangis," ujarnya, seperti dilansir dari New York Times, Selasa (29/3/2016).
Peringatan 400 kematian William Shakespeare mendorong perayaan di seluruh penjuru dunia. Upaya ambisiun dari Perpustakaan Shakespeare ingin mengirim Folio pertama penulis tersebut ke 50 negara bagian dan dua wilayah lainnya. Termasuk ke 35 negara yang belum pernah melihat karya asli Shakespeare.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanpa Folio pertama itu, kita tidak akan pernah bisa membaca naskah 'Macbeth', 'The Tempest', 'Julius Caesar', dan naskah drama Shakespeare lainnya," tambahnya.
Peneliti karya-karya Shakespeare lainnya, Chelsea Campbell mengatakan di abad ke-19 surat kabar South Dakota menyatakan di masanya ia adalah sosok budaya pop. "The Folio datang ke Dakota Selatan dan hampir menjadi sebuah naskah bersejarah. Di abad ke-19, Shakespeare adalah budaya pop," katanya.
(tia/tia)