Menonton Serunya Adu Terampil Bartender

Seni Menyajikan Minuman (3-Habis)

Menonton Serunya Adu Terampil Bartender

Is Mujiarso - detikHot
Rabu, 16 Mar 2016 16:05 WIB
Jakarta - Ruangan teater Salihara itu disulap menjadi sebuah arena dengan panggung berada di tengah-tengahnya. Tempat duduk yang biasanya berjajar rapi berhadapan dengan panggung di ujung, kali ini dirombak total dan ditata kembali di kedua sisi kanan dan kiri. Nuansa serba hijau mendominasi.

Selasa (15/3) malam itu, Salihara disewa untuk menjadi tempat diselenggarakannya kompetisi Heineken Star Serve Indonesia Bartender Final 2016. Sebagai lomba seni menyajikan minuman, pertandingan yang terjadi di atas panggung pada dasarnya adalah kecepatan dan ketelitian dalam menuangkan bir dari kran ke dalam gelas, dan menyajikannya di atas meja para juri. Hanya itu? Ya, tapi sorak-sorai yang terjadi tak kalah seru dibanding suasana yang biasa dijumpai dalam pertandingan olah raga!

Ketegangan selalu mewarnai detik-detik menjelang skor diumumkan via layar. MC yang hangat dan penuh humor berhasil membuat suasana acara menjadi begitu meriah dan dinamis. Sebanyak 16 finalis dari berbagai bar dan hotel di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bali, Palembang dan Samarinda mula-mula beraksi satu per satu. Mereka ditantang untuk menyajikan dua gelas bir dalam waktu yang sesingkat mungkin, dengan hasil yang paling sempurna. Atau, istilahnya berkualitas ‘star factor’.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penilaia didasarkan pada 5 kriteria, yakni rinse (mencuci dan mendinginkan gelas), pour (menuangkan bir dengan posisi gelas miring 45 derajat), skim (meratakan busa), check (ketepatan garis batas permukaan bir dengan busa) dan serve (menyajikan). Dari adu tanding babak awal diperoleh skema untuk tahap berikutnya yakni dua bartender berhadap-hadapan dalam kompetisi sistem gugur.

Yang menambah seru suasana, masing-masing peserta membawa suporter, sehingga tak henti-henti terdengar teriakan-teriakan menyemangati jago masing-masing. Selama pertandingan berlangsung, ruangan diramaikan oleh musik yang dimainkan seorang DJ perempuan. Tak pelak, baik finalis dan para juri sesekali bergoyang untuk meredakan ketegangan.

Sambil tetap tak melupakan ketelitian dan kecepatan, para finalis melewati tahap-tahap “rinse” hingga “serve” dengan gaya masing-masing. Ada yang tenang dan riang, ada pula yang tak bisa menutupi rasa grogi dan gemetar, yang tampak menjalar sampai ke tangannya. Dua layar besar tempampang di sisi kanan dan kiri tepat di atas bangku penonton. Semua gerak-gerik dan denyut kehebohan terekam di layar tersebut.

Tangan-tangan yang bergerak lincah, dari mencelup gelas ke dalam air, lalu mengeringkannya hingga kemudian memiringkannya untuk menuangkan bir….semua terlihat begitu indah, bagaikan sebuah tarian. Ada tiga finalis bartender perempuan di antara 16 finalis yang didominasi laki-laki, dan itu menjadi perhatian tersendiri. Satu di antaranya Feranita Kenari dari Cazbar Jakarta, yang sejak awal tampak diunggulkan oleh para penonton, terlihat dari “applaus” yang selalu didapatkannya.

Dan, terbukti, cewek lincah berkawat gigi tersebut berhasil melaju hingga pengujung pertandingan. Namun, di babak penentuan paling akhir, ketika berhadapan dengan bartender asal Samarinda, Risky Dwi Andrianto, ia kalah. Tentu saja, kekalahan dan kemenangan selalu menjadi dua sisi mata uang yang tak terpisahkan dalam setiap perlombaan. Dan, gemuruh sorak-sorai yang mengiringinya menjadi sumber semangat dan harapan yang tak putus-putus mewarnai sepanjang pesta adu terampil kaum penyaji minuman tersebut.







(mmu/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads