Ketika Anda duduk di sebuah kafe atau bar dan memesan minuman, yang Anda inginkan tentu sebuah sajian yang sempurna. Bercandaan yang belakangan sering terlontar, semisal, “nggak pakai lama”, sejatinya tak mengurangi tuntutan atas sebuah minuman yang diproses secara “benar” sehingga memberikan hasil akhir yang tak hanya sekedar tak mengecewakan, namun juga mengesankan.
Ambil contoh minuman yang populer, bir. Bila Anda tahu, minuman yang satu ini sangat mementingkan cara penyajian, di samping tentu saja faktor pengolahannya.
“Pemilihan bahan dan proses pembuatan bir selalu dilakukan secara cermat untuk memastikan setiap tetes berstandar tinggi. Namun, usaha maksimal tersebut dapat rusak apabila cara penyajiannya tidak tepat,” ujar Marketing Director Heineken Indonesia Sandy Koning saat ditemui di sela keriuhan perhelatan Heineken Star Serve Indonesia Bartender Final 2016 di Salihara, Jakarta Selatan, Selasa (15/3) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kompetisi yang digelar Shandy bermaksud melatih sekaligus memberikan apresiasi kepada para bartender yang memiliki “passion” untuk menyajikan bir berkualitas terbaik.
“Peran bartender yang kompeten dibutuhkan untuk menjaga konsistensi kualitas bir, terutama untuk jenis draught, yang disajikan kepada konsumen,” ujar Shandy.
Menurut Global Draught Master Heineken, Franck Evers yang juga menjadi salah satu juri ajang kompetisi tersebut, diperlukan adanya pelatihan, peralatan dan dukungan outlet yang tepat agar konsumen bisa menikmati draught beer yang tertuang dengan sempurna. “Alasan utama konsumen memesan bir gelas kedua adalah kualitas gelas yang pertama,” ujar pria asal Belanda itu.
Franck telah berkeliling ke berbagai negara untuk memberikan pelatihan kepada para bartender mengenai pentingnya seni menyajikan bir. Ia pun memaparkan 5 langkah ritual “star serve” untuk menghasilkan tuangan sempurna yang dimaksudkannya.
Pertama, rinse, yakni membersihkan sekaligus mendinginkan gelas. Kedua, pour, menuangkan bir ke dalam gelas dengan posisi miring 45 derajat. Ketiga, skim, meratakan busa. Keempat, check, memastikan batas permukan bir dengan busa berada di titik yag telah ditentukan pada gelas. Dan, kelima, serve, menyajikannya di atas meja dengan logo merk bir di gelas menghadap ke pemesan.
Dengan memperhatikan detail langkah-langkah tersebut, Frack memastikan hasilnya adalah sebuah pengalaman minum bir yang tak biasa. Ia merangkumnya dalam satu kalimat, "It mus be beyond the average and unforgettable."
(mmu/mmu)