Ketika Abimana dan Dian Sastro Bercerita Soal Senja Lewat Trilogi Alina

Ketika Abimana dan Dian Sastro Bercerita Soal Senja Lewat Trilogi Alina

Delia Arnindita Larasati - detikHot
Sabtu, 13 Feb 2016 18:30 WIB
Foto: Noel/detikHOT
Jakarta - Senja kerap dihubungkan dengan sebuah cerita romantis atau kenangan. Namun apa jadinya jika senja yang selalu menghiasi bumi diambil dan menyebabkan kehancuran?

Kisah tersebut hadir lewat sebuah novel berisi cerpen-cerpen dengan kisah berbeda karangan Seno Gumira Ajidarma bertajuk 'Sepotong Senja untuk Pacarku'. Penerbit buku Gramedia meluncurkan kembali buku kumpulan cerpen tersebut pada Sabtu (13/2) di Galeri Indonesia Kaya, Mall Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Peluncuran buku tak dilakukan dengan cara biasa, namun meminta tiga aktor terbaik Indonesia untuk membacakannya kepada para penonton yang hadir. Mereka adalah Abimana Aryasatya, Butet Kartaredjasa dan Dian Sastrowardoyo yang menyajikan dengan apik cerita trilogi Alina dan surat Sukab yang berisikan potongan senja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lampu Galeri Indonesia Kaya pun dipadamkan, dan lantunan musik saksofon Eugene Bounty yang dipadukan dengan denting gitar Boris P. Simanjuntak lembut mengiringi langkah Abimana menuju ke atas panggung dan duduk di atas kursi yang disediakan. Semua mata hadirin tertuju pada bintang film 'Negeri van Oranje' tersebut yang mulai membacakan paragraf demi paragraf sebuah cerpen bertajuk 'Sepotong Senja untuk Pacarku'.

Cerpen ini berkisah mengenai Sukab, yang telah memotong pemandangan senja untuk dikirimkan kepada seseorang yang dianggap kekasihnya, Alina, sehingga langit pun berlubang. Kegemparan yang terjadi akibat hilangnya senja itu harus ditanggungnya, tetapi ia berhasil memasukkan senja itu ke dalam amplop dan mengirimkannya.

"Kukirimkan sepotong senja ini untukmu, Alina. Karena aku ingin memberikan sesuatu yang lebih dari kata-kata," ujar Abimana sambil sesekali bertukar pandangan dengan penonton.

Kisah pun diakhiri Abimana dan lantunan musik Boris Cs pun kembali diperdengarkan. Setelahnya sang tukang pos, dibacakan oleh Butet Kartaredjasa dengan sangat ekspresif, menyampaikan kisahnya lewat cerpen 'Tukang Pos dalam Amplop'.

Setelah lama bersepeda menuju alamat yang tertulis pada amplop, sang tukang pos pun tergoda untuk mengintip dan membuka amplop kiriman Sukab tersebut karena penasaran dengan cahaya jingga yang terpancar dari dalamnya. Akibatnya, ia pun terperosok masuk ke dalam amplop.

Tidak kurang dari 10 tahun ia berada di dalam amplop dengan melewati segenap pengalaman ajaib yang hanya mungkin terjadi lewat cerita ini.

Setelah kembali diselingi dengan lagu bertempo agak cepat, para hadirin pun dibawa melompat ke 10 tahun kemudian, ketika senja yang dikirimkan oleh Sukab sampai di tangan Alina. Bukan diceritakan dengan bernada senang, Dian Sastrowardoyo pun berhasil menyampaikan emosi yang dirasakan Alina lewat 'Jawaban Alina'.

Surat berisi senja yang akhirnya tiba setelah 10 tahun kemudian itu kemudian memberikan dampak yang sangat buruk kepada bumi. Ketika amplop terbuka, semesta senja di tepi pantai pun tumpah ruah memenuhi dunia.

"Semua ini terjadi karena cinta dan hanya karena cinta. Betapa besar bencana yang ditimbulkannya ketika kata-kata tak sanggup menampungnya. Selamat berpisah semuanya. Selamat tinggal," tutup Dian dengan nada sedih.

'Sepotong Senja untuk Pacarku' edisi terbaru akan terbit kembali di toko buku dan toko buku online mulai 25 Februari mendatang. Anda bisa mendapatkannya seharga Rp 85 ribu. (dal/fk)

Hide Ads