Protes Kebijakan Otoritas Denmark, Ai Weiwei Tutup Pameran Tunggalnya

Protes Kebijakan Otoritas Denmark, Ai Weiwei Tutup Pameran Tunggalnya

Tia Agnes - detikHot
Kamis, 28 Jan 2016 09:14 WIB
Foto: Huffington Post
Jakarta - Seniman kontroversial asal Tiongkok Ai Weiwei tidak berhenti membela para pengungsi yang mencari suaka di berbagai negara. Termasuk peristiwa yang terjadi di Denmark pada Rabu pekan ini.

Ai memprotes kebijakan dari pemerintah Denmark yang memutuskan untuk mengambil barang berharga dari para pengungsi dan pencari suaka di negara tersebut. Eksibisi tunggalnya berjudul 'Ruptures' telah berlangsung sejak Maret 2015 lalu dan rencananya bakal berakhir di bulan April.

Baca Juga: Penulis Bandung Terbitkan Novel Fiksi Spionase 'Subject 09'

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemilik galeri Jens Faurschou mendukung keputusan sang seniman dan menyatakan kekecewaannya pada keputusan pemerintah. "Denmark menjadi negara yang mengerikan bagi para pencari suaka dan saya mendukung keputusan Ai," ungkapnya dalam sebuah wawancara kepada BBC, seperti dilansir Kamis (28/1/2016).



Meski tidak terkejut dengan keputusan Ai, namun Faurschou tetap berharap ada solusi bagi masalah para pengungsi.

Pada 2015, ada 21.000 pencari suaka yang ingin tinggal di Denmark. Sedangkan Denmark bukan negara Eropa pertama yang menuntut aset berharga dari para pengungsi. Sebelumnya, ada Swiss yang juga memberikan aturan bahwa pencari suaka harus menyerahkan aset di atas $ 1.000.

"Ketika Ai tinggal di negaranya, dia membuat karya seni dari permasalahan di sana. Sekarang dia tinggal di Eropa dan menunjuk terhadap masalah di sini. Ai Weiwei memiliki suara global," pungkasnya.

Awal Januari, Ai dikabarkan telah membuka sebuah studio seni di Pulau Yunani bernama Lesbos. Melalui seni, Ai ingin meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap persoalan pengungsi. Studionya pun dikelola oleh murid-muridnya dari Tiongkok dan Jerman, serta akan menghasilkan beberapa protek dengan tema yang berkaitan dengan krisis pengungsi.

(tia/doc)

Hide Ads