Selamat Jalan Edhi Sunarso, Seniman Kesayangan Bung Karno dan Soeharto!

Selamat Jalan Edhi Sunarso, Seniman Kesayangan Bung Karno dan Soeharto!

Tia Agnes - detikHot
Selasa, 05 Jan 2016 14:38 WIB
Foto: Komunitas Salihara
Jakarta - "Selamat datang di Jakarta!" Begitulah sapaan Monumen Selamat Datang di kawasan Bunderan Hotel Indonesia saat masyarakat melewatinya. Bagi yang baru pertama kali mengunjungi Jakarta barangkali akan terkagum-kagum dengan patung setinggi 7 meter.

Berada di pusat kota, patung yang dibangun dalam rangka gelaran Asian Games IV itu merupakan ide dari Presiden Soekarno kala itu. Bung Karno ingin sebuah karya megah yang terbuat dari perunggu dan menciptakan ikon bagi Jakarta.

Saat penunjukan, seniman patung Edhi Sunarso sempat mengelak dan merasa tidak bisa membuatnya. Apalagi, yang diminta patung dari material perunggu yang belum dikuasainya. Namun, Bung Karno memaksa dan mendorong Edhi untuk segera menggarapnya dalam waktu satu tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Patung 'Selamat Datang' di Jakarta hanyalah satu dari piluhan karya Edhie tersebar di berbagai pelosok Tanah Air. Masih di Jakarta, putra dari Somo Sardjono ini juga membuat Monumen Pembebasan Irian Barat, Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya, dan Monumen Dirgantara di Pancoran. Tangan dinginnya juga berjejak di Tugu Muda Semarang, Monumen Jenderal Ahmad Yani di Bandung, Monumen Jenderal Gatot Subroto di Surakarta, hingga Monumen Pahlawan Samudera Yos Sudarso di Surabaya.



Selain itu, diorama-diorama pun dibuat Edhi. Seperti Diorama Sejarah Museum Lubang Buaya, Diorama Sejarah Monumen Nasional, Diorama Sejarah,Β  Diorama Sejarah Museum Perhubungan (TMII), semuanya di Jakarta. Serta, Diorama Sejarah Museum Benteng Vredeburgh di Yogyakarta.

Atas jasanya tersebut, pada 12 Agustus 2003 Edhi dianugerahi Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma. Reputasinya sebagai pematung legendaris merupakan bentuk pengabdian.

"Dia dikenal sebagai tokoh seni patung modern Indonesia dan juga maestro," ucap Anusapati yang juga Ketua Umum Asosiasi Pematung Indonesia.

Tanda kehormatan lain juga diterima oleh Edhi. Di tahun 1953 dia berhasil memenangkan Lomba seni Patung Internasional di Inggris The Unknown Political Prosoner, Medali Emas dari pemerintah India (1956-1957), dan Piagam dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk karya monumentalnya (1996).

Bahkan di akhir hayatnya, dia sempat mengerjakan patung perunggu Mantan Presiden Republik Indonesia. Patung yang dikerjakan antara tahun 2011-2012 dipajang di Monumen Tetenger Soeharto, Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kabupaten Bantul.

Di usianya yang ke-83 tahun, Edhi meninggalkan empat orang anak. Yakni Rosa Arus Sagara, Titiana, Irawani, Satya Sunarso, dan Sari Prasetyo Angkasa dari buah pernikahannya dengan Kustiah. Dari informasi akun Facebook ISI Yogyakarta, Pematung 'Patung Pancoran' itu meninggal dunia pada Senin (4/1) pukul 23.15 WIB di Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH). Selamat jalan Empu Ageng Edhi...

(tia/mmu)

Hide Ads