"Saya banyak melakukan riset. Saya menonton lagi AADC yang pertama berulang-ulang. Saya belum pernah ke New York, jadi saya banyak membaca buku tentang kota New York," ucapnya, Selasa (22/12/2015).
Termasuk tentang para pendatang yang tinggal di sana; suasana yang dirasakannya, perasaan rindu Tanah Air, maupun orang-orang yang dia cintai di negaranya namun membuat si pendatang harus tinggal di kota dengan sebutan Big Apple. Β
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya mengikuti sejumlah akun Instagram orang-orang yang memotret kota New York supaya saya bisa lihat warna warninya," lanjut penulis yang dikenal dengan nama @hurufkecil.
Selama tiga bulan Aan menulis puisi-puisi tersebut. Teknik yang tak kalah penting, kata Aan, adalah bagaimana dia meletakkan kepalanya dan memasang kepala Rangga untuk melihat cara berpikir si tokoh utama dalam film tersebut.
"Puisi-puisi Rangga di film ini lahir dari cara berpikir Rangga dan juga persoalan-persoalan yang dihadapi Rangga. Karena Rangga juga percaya dengan kekuatan kata-kata dan kekuatan bahasa."
Aan merupakan penyair yang aktif berpuisi dan bergerak dalam komunitas Kata Bergerak. Pria yang baru saja meluncurkan kumpulan puisi 'Melihat Api Bekerja' (2015) bersama dengan ilustrator Emter tersebut juga merilis novel 'Perempuan, Rumah Kenangan' (2007), dan 'Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi' (2015).
(tia/tia)