Ke-114 karya seni berasal dari komunitas Akademi Samali, Creative Circle Indonesia (CCI) dan Demokreatif. Mereka menampilkan karya berupa gambar, lukisan, dan kutipan-kutipan yang mengkritik koruptor dan kasus korupsi yang merajalela.
Penyelenggara pameran ini adalah Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bersama dengan Koalisi Seni Indonesia (KSI). Serta menjadi bagian dalam Kongres Kesenian Indonesia (KKI) III 2015 dan Festival Anti Korupsi Bandung 2015.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Publik perlu digerakan untuk melawan korupsi. Opini tandingan perlu diwadahi dalam seni agar lebih masif, membumi dan mudah dipahami," jelas Irawan.
Pameran ini dibuka oleh Mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. Bambang mengatakan, seni sangat relevan dengan perlawanan terhadap korupsi. "Karena dengan seni seseorang bisa jujur."
Sebelumnya, lebih dari 200 seniman menyuarakan sikap mereka terhadap kasus korupsi di Tanah Air lewat gerakan #SeniLawanKorupsi di kompleks TIM pada awal Maret lalu.
Rangkaian acara #SeniLawanKorupsi di antaranya pembacaan deklarasi, pertunjukan musik, pameran seni rupa, pemutaran film, pembacaan puisi anti korupsi, penampilan wayang orang, stand up comedy, monolog, dan dramatic reading 'Telepon Mesum Koruptor'.
(tia/doc)












































