.webp)
Biennale Jatim pertama kali diselenggarakan tahun 2006 lalu. Dilanjutkan pada 2007, 2009, 2011, dan 2013. Kali ini, Biennale Jatim dikuratori oleh Djuli Djatiprambudi, Kuss Indarto, dan dibantu co-kurator Asy Syams EA.
"Para peserta yang dipilih berdasarkan undangan dari tim kurator dan open call atau seleksi terbuka," ucap Kuss Indarto dalam keterangannya, Selasa (10/11/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biennale Jatim 6 menampilkan 82 perupa yang tidak saja berasal dari Jawa Timur. Tapi juga Yogyakarta, Solo, Semarang, Bandung, Bali, Medan, serta Australia. Sedangkan jenis karya yang dipamerkan mulai dari drawing, lukisan, patung, instalasi, site specific, performance, mural, new media art.
Melalui penyelenggaraan Biennale Jatim 6, menurut kurator Djuli Djatiprambudi diharapkan provinsi Jawa Timur bukan lagi sebagai wilayah seni rupa dan lingkaran abu-abu yang terpinggirkan. "Tapi seni rupa di Jawa Timur akan tumbuh dan berkembang di arus pusaran seni rupa nasional, regional, dan internasional," ungkap Djuli.
Biennale Jawa Timur 6 ini digagas sebagai implementasi strategi kebudayaan untuk memperluas jaringan, proses pembelajaran, dan menjadi pemicu untuk melahirkan perupa- perupa potensial di Jawa Timur.
Program festival seni rupa dua tahunan ini terselenggara berkat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur. Serta dukungan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
(tia/tia)
