Dalam keterangannya kepada detikHOT, Selasa (20/10/2015), hari pertama penutupan akan ada 'Lokakarya Pokok Tokoh" bersama Chris Keulemans (Belanda), Christian Senda (Indonesia), dan Karin Amatmoekrim (Suriname). Dalam kelas ini, para peserta terpilih akan menuliskan tokoh sebagai fiksi atau nonfiksi, secara kreatif maupun ketat hingga sebagai prosa atau puisi.
Kemudian dilanjutkan dengan "Pembacaan Cerpen Kelas Menulis dan Berpikir Kreatif". Ayu Utami sebagai pengampu kelas selama tiga bulan akan membawakan acara tersebut. Selanjutnya, ada "Pemutaran Film: Builders of Poetry Words" karya Tina Bara. Serta di malam harinya digelar sebuah pementasan sastra "Perjalanan Menuju Fantasi".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serta "Lokakarya Drama Audio" yang mengalihkan cerita dan berita ke drama audio dengan pengajar Monica Cantieni (Swiss). Malam harinya, Bienal Sastra Salihara 2015 akan ditutup dengan pembacaan sastra dan diskusi yang bertajuk "Setelah 70 Tahun Merdeka: Berkat atau Sejarah?". Pembacaan dan bincang sastrawan tentang lintasan sejarah bersama Alizar Tanjung, Chris Keulemans, Christian Senda, Fariq Alfaruqi, Ni Made Purnama Sari, Peter van Dongen dengan musik oleh Fransisca Agustin.
Penutupan festival akan berlangsung selama dua hari pada Sabtu-Minggu, 24-25 Oktober 2015 mulai jam 13.00 hingga 21.00 WIB!
(tia/ron)











































