Kesuksesan komik Jepang 'Attack on Titan' dengan penjualan 52,5 juta eksemplar per-Juli 2015 membuat nama Hajime Isayama melambung tinggi. Padahal komik seri yang menceritakan pertarungan antara manusia dengan raksasa tersebut pernah mengalami perjalanan gagal sebelum diterbitkan.
Dalam sebuah wawancara kepada BBC, seperti dilansir detikHOT, Selasa (20/10/2015), Isayama mengungkapkan inspirasinya dalam membuat karya. Sampai penolakan para penerbit tentang cerita dan karakter yang diciptakannya.
Sejak kecil, pria kelahiran 29 Agustus 1986 ini memang punya cita-cita untuk menjadi seniman manga. "Sejak kecil, saya sudah membaca manga apa saja dan keinginan itu makin besar ketika saya remaja dan saya memutuskan datang ke Tokyo," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di tahun 2009, 'Attack on Titan' pertama kali diterbitkan di majalah bulanan manga bernama Bessatsu Shonen. Tiga tahun kemudian, ia berhasil memenangkan Kodansha Manga Award yang ke-35 kategori Shōnen. Setelahnya, karyanya dinominasikan untuk perayaan Manga Taishō yang ke-4 dan penghargaan Tezuka Osamu Cultural yang ke-16.
Lambat laun, 'Attack on Titan' menginspirasi karya-karya Isayama lainnya, dua seri novel, diadaptasi ke anime televisi, video game, dan dua film live-action. Namanya pun dihormati oleh seniman manga lainnya. Seperti Tsutomu Nihei, Ryoji Minagawa, Kentaro Miura, Hideki Arai, dan Toru Mitsumine.
"Saya tidak menyangka ceritanya akan menjadi booming dan disukai. Mungkin kalau saat itu saya tidak menjadi manga artist, saya hanya akan bekerja di internet cafe," ungkap Isayama.
Berikut video proses di balik inspirasi 'Attack on Titan':