'Dismiscall Leluhur', Cerita Wayang Kontemporer yang 'Bocor'

'Dismiscall Leluhur', Cerita Wayang Kontemporer yang 'Bocor'

Tia Agnes Astuti - detikHot
Minggu, 11 Okt 2015 10:15 WIB
Jakarta - Aning menghilang. Bune dan suaminya tidak tahu ke mana putri semata wayangnya pergi. Sepulang sekolah, Aning selalu mengunci dirinya di dalam kamar dan sibuk bermain dengan Facebook, Twitter maupun Instagram.

Keluarga dan warga desa geger dengan kepergian Aning. "Jangan-jangan Aning dibawa pergi penghuni pohon Benda, di pojok desa Karang Mubal," ucap ayahnya.

Warga pun sibuk mencari Aning. Pencarian Aning berhenti di depan pohon Benda yang konon dikeramatkan dan berbentuk sangat besar. Mereka berdoa, merapal mantra dan mendapati sosok perempuan yang ternyata adalah nenek 90 tahun yang digugat anaknya Rp 1 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya nenek yang jadi pemberitaan media massa. Saya ngumpet di belakang pohon itu," ucap pemain wanita berkelakar.

Fenomena sosial dan ragamnya peristiwa yang terjadi di Tanah Air belakangan ini, menjadi inspirasi dari pertunjukan Wayang Bocor yang berjudul 'Dismiscall Leluhur'. "Yang ini menyoroti budaya sosial media anak muda sekarang. Aning hilang, entah diculik atau ke mana. Ending-nya pun belum selesai," kata pendiri Wayang Bocor, Eko Nugroho di Galeri Indonesia Kaya, kemarin.

Eko yang juga merupakan seniman visual asal Yogyakarta ini menceritakan ada beberapa peristiwa sosial yang sengaja dimasukkan dalam lakon. Seperti pembunuhan anak perempuan dalam kardus, mutilasi, begal motor, budaya sosmed, dan lain-lain.

Wayang kontemporer yang benar-benar 'bocor', menurut Eko', artinya adalah banyak elemen dalam pementasan yang bocor. Seperti soal isu sosialnya, naskah yang dimainkan, mengajak penonton berinteraksi, dan pertunjukan yang cair.

"Yah metodenya gado-gado. Bocor ya sebocor-bocornya," ungkap seniman yang pernah kolaborasi dengan Louis Vuitton.

Namun, grup wayang kontemporer yang berdiri 2008 silam tidak meninggalkan aturan pakem atau tradisi dari seni wayang. Misalnya, adanya bayangan yang dihasilkan dari wayang dan lain-lain. Uniknya, Eko Cs juga mengkombinasikan antara dagelan, ketoprak, pewayangan, dan dangdutan.

Sebelumnya, di tahun 2009 Eko pernah memberikan lokakarya Wayang Bocor di Prancis dan bekerja sama dengan pemain boeka guignol. Sampai sekarang, Wayang Bocor pernah keliling pedukuhan di Yogyakarta.

"Ke depannya, kami mau bawa Wayang Bocor pakai truk pick up dan keliling daerah-daerah yang ada di Pulau Jawa. Entah ada atau tidak ada sponsor, tapi kami merencanakannya," harapnya.

Selain Eko sebagai ide dan visual, pementasan ini melibatkan sutradara dan naskah Gunawan Maryanto. Serta para pemain yakni Adi Wisanggeni, Ari Wulu, Ant.Febrinawan Prestianto, Banjar Tri Andaru, Ega Kuspiyanto, Theresia Wulandari, Kusworo Bayu Aji, dan Wiwit Endi Nuryaningsih.

(tia/ron)

Hide Ads