Ketika ditemui detikHOT di kawasan Citywalk Sudirman Jakarta Pusat, dosen make up artist ini punya cara khusus kepada pelanggannya. "Saya sendiri yang menjawab pesanan lewat LINE atau sosial media. Meracik sendiri termasuk buat kuesioner," tuturnya.
Kuesioner yang dimaksud Darwyn adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada pelanggan yang ingin dibuatkan racikan parfumnya. Pertanyaan mendasar tersebut mengenai warna favorit, pilihan tinggal di kota atau desa, tempat liburan kesukaan, wewangian yang paling disukai, hobi, dan lain-lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari situ, Darwyn bisa mendapatkan insting wewangian apa yang akan diraciknya. "Ini yang disebut dengan order custom yang sesuai dengan personality si pemesan," ujarnya.
Namun, jika pelanggan menginginkan wewangian atas pesanan khusus maka ia tak bisa menolak. Bahkan pernah ada pelanggan yang memesan wangi tanah setelah terkena hujan.
"Insting saya yang bermain dan makanya racikannya kompleks banget," ucap Darwyn.
Di sela-sela aktivitas mengajarnya dari Senin-Kamis di Lasalle College International Jakarta serta pekerjaannya sebagai make up artist, Darwyn masih bisa mengerjakan pesanan parfum. "Di sinilah seninya meracik parfum. Ngeraciknya sebentar sekitar 2 jam, yang penting pakai insting dan takaran perkiraan tapi cari inspirasinya itu yang lama," katanya terkekeh.
Pria kelahiran 28 November 1976 juga terkejut dengan 'sinyal alam' dan berkah kegemarannya menyukai wewangian. Setiap bulannya, ia bisa menerima pesanan minimal racikan parfum. Jika ditanya apakah ingin dijadikan bisnis. Darwyn hanya tersenyum.
"Kalau ada sinyal alam lagi, bisa akan jadi bisnis. Tapi aku belum terpikir sampai situ, ini masih sebatas hobi," ujarnya.
(tia/mmu)











































