Drama Panji Inu Kertapati Kembali Dipentaskan

Drama Panji Inu Kertapati Kembali Dipentaskan

- detikHot
Jumat, 07 Agu 2015 16:00 WIB
Dok.Istimewa
Jakarta - Ary Suta Center (ASC) Dance Academy akan menggelar dramatari Panji Inu Kertapati di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, 12-13 Agustus mendatang. Dramatari ini akan berkolaborasi dengan teknologi video mapping, sehingga menjadi lebih hidup dan menggairahkan.

Penanggung jawab kegiatan, MF Murti Haryati mengungkapkan acara ini digagas sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan seni budaya Indonesia. Salah satunya adalah untuk pembangunan karakter manusia yang berbangsa dan berbudaya. Pementasan ini untuk menanamkan kecintaan anak muda terhadap budaya tradisional Indonesia, sekaligus sebagai bagian dalam membantu pembentukan jati diri bangsa.

"Saat ini budaya tradisi semakin tergilas oleh arus budaya modern. Karena itu, kami ingin menggelar sendratari tersebut untuk pelestarian budaya bangsa," kata Murti kepada wartawan, Jumat (7/8/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu lanjut Murti, acara tersebut sebagai bentuk sajian spektakuler di ibukota Jakarta menjelang perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-70 tahun. Pementasaan ini juga melibatkan sekitar 100-an anak muda, mulai anak sekolah, mahasiswa, para pekerja seni, hingga penari senior.

Dramatari Panji Inu Kertapati tersebut menceritakan kisah akhir pemerintahan Raja Airlangga sebagai penguasa kerajaan Kediri di Jawa Timur sebelum kerajaan Majapahit berdiri. Kerajaan Kediri kemudian dibagi dua oleh Mpu Baradah menjadi Kediri dan Jenggala.

Hebatnya, dalam perjalanannya, kedua kerajaan itu kembali bersatu lewat janji perkawinan Pangeran Inu Kertapati dari Kediri dengan Dewi Candra Kirana dari Jenggala. Uniknya, mereka menikah setelah keduanya sempat bertarung di arena sayembara menyusul penyamaran Putri Candra Kirana sebagai satria bernama Panji Semirang.

"Cinta mereka pun terjalin hingga maut memisahkan. Ketika meninggal dunia, kedua sejoli dilukiskan secara simbolis. Inu Kertapati menjelma sebagai gunung. Sedankan Dewi Candra Kirana menjadi awan yang selalu memeluk gunung tersebut," paparnya.

Dia menambahkan dramatari tersebut menjadi lebih menarik karena merupakan perpaduan dua budaya Indonesia yang digarap koreografer kondang asal Bali Ayu Bulantrisna Djelantik dan Dewi Sulastri yang kental dengan budaya Jawa-nya. Koreografi digarap oleh koreografer muda Bathara Saverigadi Dewandoro dan Agung Panji. Sedangkan komposer tabuh adalah Dedek Wahyudi dan I Ketut Saba.

"Kemasan dramatari dua budaya berbeda tersebut diracik di atas panggung modern yang luar biasa, yakni tari Bali, Jawa, dan kontemporer yang menyatu. Selain itu dramatari tersebut akan dipadukan teknologi video mapping garapan Adi Panuntun, yang pada tahun lalu menjadi juara dunia video mapping di Rusia," paparnya.

Sementara itu pemerhati seni, Agus Santoso mengatakan cerita roman Panji seakan bukan khayalan belaka, melainkan sebuah kenyataan hidup dan menjadi legenda yang terus hidup di masyarakat.

"Cerita Panji tidak bisa dilepaskan dengan konteks sosio-religius pada zamannya," pungkas Agus.

(tia/mmu)

Hide Ads