Dibuka pada 19 Agustus mendatang, eksibisi ini menampilkan seniman kontemporer yang bakal berpartisipasi. Kurator pameran, Jim Supangkat mengatakan pameran ini mencoba memamerkan karya-karya yang melihat kembali periode perjuangan 1946-1949.
"Pembacaannya tidak terbatas pada perkembangan Indonesia sebagai gejala lokal. Hubungan perjuangan Indonesia dari 1946-1949 tapi juga tanda-tanda perkembangan dunia membuka peluang bagi peserta pameran untuk melihat sejarah ini sebagai persoalan global," kata Jim, dalam keterangan yang diterima detikHOT, Selasa (4/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain memperingati 70 tahun perayaan kemerdekaan, pameran ini juga menghubungkan proklamasi kemerdekaan di tahun 1945. Serta tanda-tanda perkembangan dunia yang muncul di akhir Perang Dunia II (1939-1945).
Para seniman yang ikut pameran adalah Agung Mangu Putra, Entang Wiharso, Putu Sutawijaya, Suraji, Heri Dono, JA. Pramuhendra, Aditya Novali, Maharani Mancanegara, win Dwi Laksono, Wiyoga Muhardanto, Made Wiguna Valasara, Abdi Setiawan, Jumaldi Alfi, Rosid, Oky Rey Montha, Ito Joyoatmojo, Tatang Ramadhan, Bouqie, Indyra, Feureau, Andi Dewantoro, dan M. Irfan.
Galeri Canna aktif bergabung dengan seni acara promosi seperti pameran dan pameran seni internasional, misalnya Sh Kontemporer, Internasional China Galeri Pameran, Seni Miami, Art Paris, Seni Taipei dan banyak Lainnya. Di Indonesia, Galeri Canna juga berpartisipasi untuk membangun infrastruktur swasta untuk pengembangan dunia kontemporer.
(tia/mmu)











































