Ghidaq menceritakan ketika melewati masjid, ia terpana melihat daun-daun yang berguguran dari batang pohon. Kemudian, daun yang jatuh, rapuh, dan berwarna cokelat itu membuat Ghidaq terkesima.
"Oh hei, Kenapa nggak melukis di atas daun aja, siapa tahu ok!" ujarnya menirukan pikirannya saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara tersebut ternyata justru membuat lukisan ampas kopinya makin diminati para follower-nya di Instragram, media sosial tempat ia mempublikasikan karya-karyanya.
Baca Juga: Terinspirasi 'Grim Si Anjing Hitam' di Harry Potter, Ghidaq Al-Nizar Jadi Seniman Ampas Kopi
"Banyak yang anggap aneh dan konyol. Tapi ada juga yang antusias, juga terkejut," pungkas Ghidaq.
Kunci dari seni ampas kopi serta 'zero waste coffee', sebenarnya sangat sederhana yakni kesabaran dan fokus yang konstan. "Saya penggemar berat pohon karena menurut saya pohon bisa merepresentasikan kehidupan dengan sempurna," ujarnya.
Dengan karya yang diciptakannya sejak tiga tahun belakangan, Ghidap pun merayakan dirinya melalui kopi. Ke depannya, ia berencana akan menggelar pameran tunggal. Konsepnya akan berbeda dengan yang dipublikasikannya di akun Instagram @coffeetopia.
Penasaran? Tunggu informasinya di media sosial Ghidaq, atau cek karya seninya dengan hastag #Latteart, #zerowastecoffee dan #seniampaskopi.
Simak terus artikel 'Seni Ampas Kopi', yang dibahas culture detikHOT hari ini!
(tia/mmu)