April lalu menjadi bulan yang sangat sibuk bagi Hetih Rusli. Editor senior bidang fiksi “metropop” pada penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta itu harus bolak-balik ke bagian pengadaan buku guna mengajukan permintaan cetak ulang untuk salah satu novel terbaru yang disuntingnya, ‘In a Blue Moon’ karya Ilana Tan.
“Order cetakan ketiga dalam minggu pertama terbit,” ujar Hetih seraya menunjukkan berkas bertuliskan ‘Order Cetak’.
Novel tersebut terbit pada awal April, dan ketika detikHOT mengecek novel bersampul biru itu per Mei, sudah tertulis ‘cetakan ke-5’. Bagi publik pembaca fiksi populer, hal itu tak terlalu mengherankan. Nama Ilana Tan memang kini tengah menjadi sensasi dalam dunia penulisan fiksi jenis “metropop”. Ia dijuluki sebagai novelis mega-best seller. Karya sebelumnya, ‘Sunshine Becomes You’ telah dicetak ulang lebih dari 10 kali sejak terbit pertama kali awal 2012.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa rahasia di balik larisnya novel-novel Ilana?
Para pembaca fanatik karya-karya Ilana sendiri mengakui bahwa apa yang senantiasa disajikan sang penulis sebenarnya sederhana saja. Bahkan boleh dibilang, mudah dijumpai pada karya-karya yang lain yang bertebaran. Keunggulan Ilana adalah kepiawaiannya dalam mengelola “cute factor”. Novel-novelnya selalu manis, mengadalkan chemistry tokoh-tokohnya yang dibangun dalam sebuah relasi love and hate.
Dalam ‘Sunshine Becomes You’, pembaca diperkenalkan dengan Alex Hirano, seorang pianis keturunan Jepang dan Mia Clark, penari kontemporer yang berbakat. Mereka tinggal di New York. Alex bertemu Mia gara-gara adiknya, Ray Hirano. Alkisah, karena kecerobohan Mia, Alex mengalami insiden yang menyebabkan tangannya patah. Untuk menebus dosa, Mia bersedia mengerjakan berbagai hal untuk Alex yang kini nyaris tak bisa apa-apa itu. Dari sini, ke mana cerita bergulir tentu tak sulit untuk ditebak. Namun, tentu saja, semua tak semudah yang bisa diungkapkan.
Kini, lewat ’In A Blue Moon’ Ilana kembali dengan kisah cinta yang mengharu-biru dengan, lagi-lagi, latar luar negeri. Kali ini, pembaca akan bertemu dengan Lucas Ford dan Sophie Wilson; mereka berjumpa lagi setelah 10 tahun berpisah. Dulu, mereka bermusuhan yang disebabkan ulah Lucas yang membuat hati Sophie terluka. Namun, pada pertemuan pertama setelah 10 tahun itu, tahu-tahu saja Lucas dan Sophie sudah dinyatakan berstatus tunangan! Ulah siapa lagi ini?
Sophie tentu saja menolak. Tetapi Lucas tidak. Setidaknya dia ingin meminta maaf pada Sophie dan membuktikan bahwa waktu 10 tahun mampu mengubah sifatnya. Layaknya Alex dan Mia dalam ‘Sunshine Becomes You’ yang menggali interaksi ala anjing dan kucing yang menggemaskan, demikian pula yang terjadi pada Lucas dan Sophie. Lucas adalah koki sekaligus pemilik restauran terbaik di New York. Ia dilukiskan sebagai, “Pria tinggi yang memiliki mata biru gelap, tampan, rambut cokelat, dan juga kulit pucat yang bisa membuat semua wanita terpesona olehnya.” Sedangkan Sophie gadis berwajah Asia, pemilik sebuah toko kue yang terkenal enak. "Gadis bersuara feminin, rambut hitam dengan potongan bob, tubuh kecil, dan mata berwarna cokelat tua yang menyukai pertunjukan teater."
Ilana menggulirkan kisahnya tanpa basa-basi, perkenalan atau pun pembukaan apapun. Ia langsung memulainya dari “tengah”, ketika Lucas Ford dibuat kaget oleh kakeknya yang tiba-tiba menyatakan, "Aku sudah menemukan tunanganmu!"
Pada akhirnya, Lucas memang bersedia mendekati Sophie, bukan karena perintah kakeknya yang suka ikut campur itu, melainkan karena ia ingin mengubah pendapat Sophie tentang dirinya. Dia ingin Sophie bisa melihat dirinya yang sekarang. Apakah Lucas berhasil meluluhkan hati Sophie? Yang jelas, Ilana Tan berhasil membuat penggemarnya jatuh cinta pada karakter Lucas tersebut. Sekali lagi, tidak sulit menebak akhir cerita dengan awalan seperti itu. Tak akan ada “twist” yang mengejutkan, ataupun belokan-belokan cerita yang tak terduga. Klise? Mungkin. Mainstream? Iya. Tapi, apa salahnya? Sebagai bacaan ringan, ‘In a Blue Moon’, seperti juga karya-karya Ilana sebelumnya, sungguh menghibur.
(mmu/mmu)