Keduanya mampu mengeksplorasi berbagai kemungkinan kualitas cahaya dan pencahayaan. Mereka mencoba menunjukkan bagaimana kebudayaan populer mengambil alih kebudayaan tradisi dan agama dalam menarasikan makna-makna simbolik dari 'gelap-terang'.
"Pameran ini kerap kali merepresentasikan berbagai hal buruk dan mengerikan, seperti kejahatan, kematian, bencana, ataupun segala sesuatu yang di luar kuasa manusia," ucap kurator dari 168 Project Evelyn Huang kepada detikHOT, Jumat (5/6/2015).
Baca Juga: Novel 'The Hobbit' yang Terbit Tahun 1937 Dilelang Rp 2,8 Miliar
Konsep 'gelap-terang' juga tercatat dalam sejarah seni rupa modern yang berhasil menghasilkan terobosan-terobosan seni rupa yang penting. Mulai dari Rembrandt, Gericault, hingga kaum Impressionis seperti Degas dan Renoir.
Nantinya, dalam pameran seni rupa 'Ex Luce Tenebris', Djoko dan Yulian akan merayakan rendahnya kualitas cahaya dan pencahayaan sebagai peristiwa alamiah khas urban yang langka.
Eksibisi ini akan digelar di Ruang Artspace, LIMA Cafe Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara. Dibuka mulai hari ini sampai 21 Juni mendatang.
(tia/tia)