Melalui Balai Lelang Sotheby, ia menjual sejumlah keramik, vas, dan patung-patung kecil lainnya yang dibuat kakeknya pada 1947 hingga akhir 1960-an. Marina mengatakan menjualnya untuk membantu masa kecil yang kelam dan hidup dalam kemiskinan.
Diwawancara Guardian di vila abad ke-19 La Californie yang menjadi rumah warisan Picasso kepada Marina, ia mengatakan "Penjualannya untuk mengubah masa kanak-kanak yang kelam dan sakit atas perlakuan Picasso," ucapnya seperti dikutip detikHOT Senin (25/5/2015).
"Saya banyak menderita sebagai seorang cucu dan wanita muda. Menjadi pewaris dan cucu Picasso adalah sulit. Saya hanya ingin pekerjaan yang lebih ringan untuk hidup dan sama sekali tidak ada dendam," ucap Marina.
Baca Juga: Lukisan Termahal di Dunia Rp 2,3 Triliun Dibeli Miliarder Qatar
Semua karya seni keramik yang unik tersebut dilelangnya. "Saya lebih memilih keramik yang indah untuk bisa dijual," kata Marina.
Marina yang kini berusia 64 tahun mewarisi 10 ribu koleksi karya-karya Picasso. Termasuk 300 lukisan kubisme dan secara bertahap ia mengatakan akan menjual karya kakeknya untuk kegiatan amal bernama 'Femme Fleurs'.
Marina yang menjadi putri dari anak Picasso, Paulo dari hasil pernikahan pertamanya dengan penari balet Olga Khokhlova hidup dalam penderitaan. Kedua orang tuanya berjuang dengan alkoholisme hingga bercerai usianya yang ke-5 tahun.
Kakaknya, Pablito ketika berusia 25 tahun bunuh diri dengan minum cairan pemutih dan menderita berbulan-bulan sebelum meninggal dunia. Ia juga menceritakan setelah bercerai dengan ibunya, ayahnya tidak diperbolehkan menemui Picasso oleh istri keduanya. "Ia menunggu di depan gerbang selama lima atau enam jam, baru dipersilakan masuk ke dalam rumah. Ini sangat menyedihkan, masa kecilku kelam."
(Tia Agnes Astuti/Tia Agnes Astuti)