Profesor yang mengajar kelas seni visual Ricardo Dominguez mengatakan, murid yang belajar di kelasnya diberitahu tentang penilaian akhir di awal mata kuliah. "Jika mereka tidak nyaman dengan ujian, mereka tidak harus mengambil kelas," klaimnya.
Dosen yang sudah mengajar selama 11 tahun itu juga menjelaskan seni pertunjukan dengan menampilkan tubuh yang 'telanjang' adalah penting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Mahasiswi Seni di Amrik Dipaksa 'Telanjang' Agar Lulus Ujian Seni Visual
Lanjutnya, ia menambahkan sepanjang mengajar kelas seni visual tidak ada mahasiswi atau mahasiswa yang mengeluhkan dengan kurikulum tersebut. "Mereka tidak pernah mengeluh tentang sistem ujian akhir."
Kasus ini mencuat ketika ibu dari seorang mahasiswi di universitas tersebut mengajukan keberatan kepada pihak sekolah dan memulai protesnya di jejaring sosial serta media setempat. Ia keberatan dengan kurikulum kelas seni visual yang mengharuskan siswanya melakukan art performances tanpa busana atau tampil setengah telanjang.
Menurutnya, putrinya punya hak dan bebas untuk menolak. "Putriku disuruh telanjang agar lulus kelas seni visual. Ini membuatku sakit perut dan tak masuk akal," tutupnya lagi.
(tia/mmu)











































