Namun, ternyata jauh sebelum dikenal sebagai aksesori berpakaian, seni topeng sudah ditemukan sejak 500 tahun yang lalu. "Semua orang telah memakai topeng di hidupnya, tapi banyak yang tidak tahu usia dari topeng," ucap Direktur pameran, koleksi dan penelitian Rubin Museum of Art, Jan Van Alphen, seperti dilansir Huffington Post, Rabu (1/4/2015).
Pameran tersebut menampilkan 100 topeng yang sudah dibuat dari berbagai penjuru dunia selama 500 tahun. Mulai dari Mongolia ke Jepang lalu ke Siberia hingga ke pantai Amerika.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meski topeng digambarkan bentuknya berbeda-beda tapi tujuannya sama yakni mendorong manusia untuk berdandan, atau melarikan diri dari karakter aslinya atau mengubah sesuai yang diinginkan," katanya.
Selain itu, pameran ini juga mengungkap sejarah mengenai topeng, batas-batas geografisnya, ritual komunal, hingga fungsi topeng dalam pertunjukan teater.
"Ada juga yang menggunakan topeng sebagai penghubung kontak dengan dunia ruh. Banyak yang mempercayainya dan topeng memiliki ruh tersebut," ucap Van Alphen.
Namun, ada juga masyarakat yang menggunakannya untuk ritual. Seperti di Tibet, Nepal, Mongolia, dan lain-lain. Di tahap lainnya topeng yang menjadi koleksi dari American Museum of Natural History fokus pada topeng yang digunakan dalam teater, di tradisi Jepang sejak abad ke-7.
"Noh muncul pada abad ke-13 dan ke-14. Lalu dikembangkan sebagai bentuk utama dari teater tari di seluruh dunia," katanya.
Eksibisi 'Becoming Another: The Power of Masks' digelar sampai 8 Februari 2016 di Rubin Museum of Art, New York.
(tia/mmu)