Sebelumnya lakon tersebut pernah dipentaskan pada 1994. Namun, unsur kekiniannya masih relevan dengan konteks sekarang. "Pertanyaan masih sanggupkah kita membedakan siapa manusia dan siapa siluman? Ada banyak makna akan pesan moral dalam lakon ini," tutur sutradara Nano Riantiarno.
Pertunjukan 'Opera Ular Putih' ini akan dibintangi oleh Tuti Hartati. Di lakon 'Republik Cangik', Tuti berperan jenaka sebagai Limbuk dan berubah 180 derajat menjadi Tinio yang lemah lembut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Tirukan Jokowi, Komedian Jepang CowCow Eksis di Okinawa Internasional Film Festival
'Opera Ular Putih' berkisah tentang siluman yang ingin menjadi manusia sehingga bertapa selama seribu tahun. Karena usaha dan kebaikannya, para dewa mengabulkan permintaannya dan ia pun menjelma menjadi seorang wanita cantik jelita bernama Pehtinio.
Bersama dengan adiknya, siluman Ular Hijau yang menjelma menjadi Siocing, ia pun menjalani kehidupan sebagai manusia biasa.
Cerita berlanjut ketika Tinio bertemu pemuda bernama Kohanbun yang merupakan reinkarnasi dari orang yang dulu pernah menolong Ular Putih ratusan tahun yang lalu, Tinio pun bertekad untuk menjadi istri dari Kohanbun. Namun, kedamaian mereka terusik ketika Kohanbun bertemu dengan Gowi, seorang peramal yang memberitahu bahwa istrinya adalah seekor siluman ular jahat, tidak peduli segala kebaikan yang dilakukan Tinio.
Sehingga muncul berbagai pertanyaan, Apakah yang dikutuk sebagai kejahatan memang benar kejahatan? Apakah hal yang diagungkan sebagai kebaikan
hanya merupakan kedok suatu kebusukan? Dalam kisah ini dituturkan juga tentang pengorbanan, kebijaksanaan dan cinta.
Pentas ini digelar selama satu bulan penuh dari harga tiket Rp 75 ribu sampai Rp 350 ribu.
(tia/mmu)











































