Di setiap studio seniman, Jacky berada dalam potret yang dihasilkan Davy Linggar. Ia memakai dress buatan Biyan, tanktop, maupun bikini. Berinteraksi dengan subjek dan objek karya fotografinya lalu ikut dalam proyek terbaru Davy.
Selama satu tahun, Davy menyiapkan pameran tunggalnya yang diberi nama 'FILM'. Ibarat sebuah perjalanan hidup yang mampu direkamnya seperti film, Davy mengibaratkan 90 karya fotografinya dari 17 seniman Tanah Air tersebut.
"Pameran ini sudah direncanakan dari 4 tahun yang lalu tapi tidak jadi. Dua tahun yang lalu sudah siap banget pameran tunggal lukisan tapi anak kedua lahir. Bubar," ujarnya di Papilion Kemang Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Davy pun sengaja menggunakan mannequin dari Hong Kong sebagai peran di karya-karya 'FILM'. Tak hanya itu saja, empat kamera large format juga digunakannya bagi proyeknya kali ini.
Salah satu kamera dimilikinya sejak 20 tahun lalu. Dua kamera dipesan dan dibuat satuan secara khusus dari Tiongkok. Pria yang pernah kuliah di Seni Rupa ITB ini memilih untuk kembali ke Large Format karena menikmati ritualnya dalam pengambilan gambar.
"Digital terlalu instan, dengan Large Format semuanya serba ribet dan butuh ritual. Pas ngambil gambar, juga banyak hal-hal yang nggak terduga," ucapnya.
Setelah memotretnya, Davy pun kembali ke kamar gelap. Film negatif dan polaroid hitam-putih serta berwarna digunakan oleh Davy secara spesifik untuk menciptakan gambar-gambar tanpa manipulasi digital. "Saya datang ke studio mereka di 3 kota Indonesia dengan kompleksitas ritual Large Format, secara nggak langsung para seniman juga terlibat."
Para seniman yang terlibat di antaranya adalah Ade Darmawan, Agus Suwage, Ay Tjoe Christine, Angki Purbandono, Dolorosa Sinaga, Entang Wiharso, FX Harsono, Handiwirman, Heri Dono, Mella Jaarsma, Nindito Adipurnomo, Nasirun, Pramuhendra, S.Teddy D, Tisna Sanjaya, Titarubi, Tromarama, dan Ugo Untoro.
Salah satu kurator Hafiz Rancajale mengatakan proyek Davy adalah sebuah proyek pengarsipan spesial dengan perlakuan spesial yang sama. "Ini bukan hanya dokumentasi seniman dan karyanya dalam format fotografi tapi diandaikan sebagai karya fiksi yang multi tafsir," ungkapnya.
Pameran 'FILM' ini digelar hingga 15 Februari 2015 di lantai tiga Papilion, Jalan Kemang Raya Nomor 45A, Jakarta Selatan.