Pameran 'Lukisan yang Baik' Ungkap Sejarah Seni Rupa Indonesia

Pameran 'Lukisan yang Baik' Ungkap Sejarah Seni Rupa Indonesia

- detikHot
Kamis, 18 Des 2014 12:22 WIB
Jakarta - Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) bersama dengan Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki (PKJ-TIM) mengadakan pameran lukisan koleksi bersama yang mengambil tema khusus yakni '40 Tahun Desember Hitam: Lukisan yang Baik'. Pemeran ini akan dibuka Jumat (19/12) besok di Galeri Cipta II TIM.

Frasa 'Lukisan yang Baik' adalah yang tertulis dalam kepala surat pernyataan dewan juri kepada penerima hadiah 'Pameran Besar Seni Lukis Indonesia' 1974 yang diikuti oleh 80 pelukis. Serta, merupakan cikal bakal dari Jakarta Biennale.

Ketua Umum Pengurus Harian DKJ yang juga anggota Komite Seni Rupa DKJ Irawan Karseno mengatakan, pameran ini adalah upaya mengunjungi kembali momentum bersejarah dari koleksi bersama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pameran ini adalah langkah awal kolaborasi PKJ TIM dan DKJ untuk mengembalikan koleksi seni milik publik yang kami simpan kepada publik," ungkap Irawan.

Di surat keputusan yang merujuk pada 'Lukisan yang Baik' itu, gaya abstrak dekoratif menjadi tema yang mengikat para penerima hadiah. Para penerimanya adalah Abas Alibasyah, Aming Prayitno, A.D. Pirous, Irsam, dan Widayat. Sayangnya, keputusan itu menimbulkan perasaan kurang baik terhadap beberapa perupa muda.

Sebagai tanggapan atas keputusan itu, mereka mempublikasikan surat sikap yang dikenal sebagai 'Pernyataan Desember Hitam 1974' dan ditandatangani oleh 13 seniman. Di antaranya: FX Harsono, Hardi, Bonyong M. Ardhi, DA Peransi, Muryoto Hartoyo, dan Baharuddin Marasutan. Peristiwa ini mendorong lahirnya Gerakan Seni Rupa Baru.

Nantinya, sebanyak 20 lukisan akan ditampilkan untuk memberikan gambaran mengenai polemik yang terjadi saat itu. Pameran yang digelar hingga 10 Januari 2015 itu akan dikuratori oleh Leonhard Bartolomeus dan Riksa Afiaty.



(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads