Gagah sekali sekarang Harlequin (Enrico Tanod)! Perlente. Selalu ada perempuan cantik yang menggamit tangannya. Perempuan hari ini berbeda dengan perempuan kemarin, beda lagi dengan yang menemaninya esok.
Pria itu dulu kawan Aku (Felicia Harenya Suniastari) di panti asuhan saat Aku masih kanak-kanak dan Harlequin remaja. Keduanya dekat. Aku sempat menitipkan hati padanya, tapi Harlequin ragu-ragu menerimanya dan akhirnya mengabaikan.
Seiring waktu, keduanya tumbuh ke arah berbeda. Nasib membawa Harlequin jadi bellboy di Hotel Batavia, hotel megah dan bergengsi di Batavia tempat sosialita berkumpul, sedangkan Aku (Truly Rizki Ananda) jadi penari yang jasanya disewa dalam banyak keriaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Colombine tertarik pada Harlequin, pemuda gagah yang membawakan tasnya, dan memberi uang tip banyak. Dari tip untuk membawakan tas, meningkat ke tip menemani jalan-jalan, lalu tip menemani ke pesta, hingga tip untuk “membeli”-nya. Hidup Harlequin kini berubah total. Baju-baju bagus dan mahal menempel di tubuhnya. Dia jadi pengunjung tetap tiap pesta di Batavia ditemani perempuan-perempuan cantik yang berganti-ganti, selain Colombine tentu saja.
Betapa pilihan hidup dapat mengikis sisi manusia dalam diri seseorang dipentaskan dalam lakon tari balet Hotel Batavia oleh Namarina Youth Dance (NYD) di Gedung Kesenian Jakarta, 29 dan 30 November 2014. Hotel Batavia, yang merupakan pertunjukan tahunan ke-9 NYD, diadaptasi dari tema karya visual Melissa Sunjaya, perancang grafis sekaligus pemilik merek “Tulisan”.
Berlatar belakang kejadian-kejadian besar yang jadi ciri khas 1930-an itulah Hotel Batavia dibuat. “Kami ingin membuat suasana 1930-an yang glamor, ungu, anggun, seducing, art deco, sedikit art nouveau,” ujar Maya sebelum geladi resik, 28 November 2014. Berita selengkapnya di sini.
(tia/tia)