Di atas panggung dengan tata pencahayaan minim, boneka-boneka dari Hops Puppet and Friends bermain. Sebanyak 25 penampil memainkan beragam jenis boneka tersebut. Mereka berwarna warni dan seakan menyala dalam kegelapan selama 45 menit.
Dalam pertunjukan anak-anak yang dikemas dengan bentuk musikal tari, 'Musikal Tari Cinta Indonesia' mampu membuat para pengunjung terhanyut. Musikal tari yang ditulis oleh Edu Santoso ini menceritakan tentang seorang anak bernama Frederik asal Sulawesi Utara. Setelah belajar tentang kekayaan budaya di sekolah, Frederik ingin sekali dapat ikut melestarikan budaya Indonesia, tapi kawan-kawannya mengejek niat tersebut.
Ia tidak putus asa. Ibunya pu mendukungnya untuk meraih mimpinya belajar kebudayaan Indonesia. Hingga Frederik mampu membuktikan rasa cintanya terhadap bangsa ini dimulai dari mengasihi sesama. Seperti menolong teman-temannya pada saat mengalami bencana tanpa membeda-bedakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami sangat antusias menampilkan pertunjukan boneka ini, apalagi ketika diiringi dengan nyanyian dari Naura. Kami harap anak-anak yang menonton pertunjukan ini bisa bahagia dan lebih mencintai kebudayaan Indonesia," ucap Theresia dari Hops Puupet and Friends di Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia, kemarin
Di atas panggung, Hops Puppet and Friends tidak sendirian. Naura mendampinginya dan membawakan lagu berjudul 'Setinggi Langit' dan 'Lagu Menari'. "Ini pengalaman pertamaku tampil menari bersama boneka-boneka yang sangat lucu," ungkapnya.
Pertunjukan 'Musikal Tari Cinta Indonesia' tersebut merupakan agenda mingguan seni dan budaya dari GIK. Serta tanpa dipungut biaya sepeser pun.
(tia/mmu)