Kapal kertas tersebut digantungkan di langit-langit panggung dan muncul ketika adegan terakhir lakon 'Surat ke Langit'. Pertunjukan yang digelar di Teater Salihara akhir pekan lalu merupakan salah satu program Festival Salihara kelima pada 13 September hingga 22 Oktober mendatang.
Pendiri Papermoon Puppet Theater, Maria Sulistyani mengatakan kisah yang dituliskan di kapal kertas itu adalah kisah nyata. "Kami memang selalu melibatkan kawan dan pecinta teater boneka Papermoon dalam tiap karya terbaru," ucapnya kepada detikHOT di Teater Salihara Sabtu lalu (28/9/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya artistik 40 kapal kertas saja yang unik. Tapi melalui proses kreatif dari artistic director yang juga pendiri Papermoon lainnya yakni Iwan Effendi, berbagai visualisasi pendukung cerita juga menambah keunikan.
"Ini hasil kerja suami saya dan tim Papermoon. Alhamdulillah kalau semuanya suka dengan pementasan 'Surat ke Langit'," katanya.
Pertunjukan yang digelar tiga kali selama akhir pekan lalu, membludak dari kapasitas yang disediakan. Para pengunjung yang menonton mayoritas adalah anak-anak kecil dan orang dewasa. Berita selengkapnya mengenai pementasan 'Surat ke Langit' bisa dibaca di sini.
(tia/ron)