Kacamata Kayu Kabau Diburu Pelanggan dari Australia Hingga Hawai

Kacamata Kayu

Kacamata Kayu Kabau Diburu Pelanggan dari Australia Hingga Hawai

- detikHot
Rabu, 17 Sep 2014 13:04 WIB
Dok.Kabau Indonesia
Jakarta - Usia brand kacamata kayu Kabau memang masih seumur jagung. Tapi bisnis industri kreatif ini sudah diburu oleh berbagai pelanggan mancanegara. Seperti yang terjadi tahun lalu, seorang pria berkewarganegaraan Australia mengunjungi workshop-nya di dan memborong kacamata kayu tersebut.

"Di sana dia punya usaha juga yang suka dengan daur ulang. Namanya surf organik. Pas ke Indonesia, dia sempat memborong produk kami," ungkap pendiri Kabau Sofian Arjanggi kepada detikHOT di studio Namines di Kramat Jati, Jakarta Timur.

Setelah mengobrol panjang dengan pendiri Kabau, sang turis pun ternyata tertarik untuk bekerja sama. "Kami ditawari untuk taruh barang di tokonya. Kayak supplier gitu. Tapi harus siap 50 piece sekali kirim ke sana," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Lantaran masih terkendala keterbatasan alat, bahan material bekas papan skateboard, dan sumber daya manusia, mereka menahan tawaran tersebut. Hal yang sama juga pernah terjadi ketika ada seseorang yang memiliki toko di Hawai menghubungi via surat elektronik.

"Katanya dia melihat video kami di suatu situs dan tertarik ingin bekerja sama," tutur lulusan desain grafis Universitas Binus tersebut.

Tak hanya dari Australia dan Hawai saja, namun kacamata kayu Kabau juga pernah dibeli oleh kawan-kawannya asal Tokyo dan Texas.



Apa yang menjadi keunikan dari Kabau tersebut? Menurut Dito dan Sofian, kacamata kayu buatan Kabau khusus menggunakan bekas papan skateboard. "Kalau brand lain kan ada yang pakai kayu maple dan sama kayak buat gitar. Bahan kayu itu nggak pernah ada habisnya, tapi kalau kami kan harus cari papan skate yang rusak dulu," jelasnya.

Selain itu, proses pembuatannya yang handmade dan membutuhkan ketelitian di dalamnya juga menjadi kerumitan tersendiri. "Kacamata kayu kami katanya harganya lebih murah. Makanya yang Hawai dan Australia sudah tertarik membeli buatan kami," ujarnya.

(tia/mmu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads