Itu terjadi dalam pertunjukan 'Roman Made in Bali' yang diselenggarakan oleh tim Indonesia Kita di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki akhir pekan lalu. Pentas selama dua hari tersebut menampilkan kisah percintaan, tradisi Bali, kesenian kontemporer hingga kritik sosial yang menyindir pemerintahan.
Malam itu, Cak Lontong berpakaian serba putih dengan selendang merah dikalungkan ke pundaknya. Ia bertindak seperti Raja Dangdut Rhoma Irama. Usai mengambil gitar, Balawan menunjukkan kemahirannya. Sontak para penonton bertepuk tangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Balawan dan Cak Lontong di cerita roman ini memperebutkan cintanya Shita yang diperankan oleh saya," ungkap Ayushita kepada detikHOT akhir pekan lalu.

Awalnya Roman yang diperankan oleh Cak Lontong pergi ke Bali untuk mencari ketenangan spiritual. Namun ia bertemu dengan Shita dan jatuh cinta. Namun Shita sudah mempunyai kekasih bernama Made yang diperankan oleh Balawan.
Penggagas Indonesia Kita Butet Kartaredjasa mengatakan, Pulau Dewata dipilih tidak hanya karena memiliki alam yang indah untuk pariwisata. "Tapi para senimannya begitu tekun mengembangkan diri. Bahwa kesenian Bali terus tumbuh dan berkembang, dari tradisi menjadi kontemporer," katanya.
Bagi yang sudah akrab dengan pementasan Indonesia Kita yang diprakarsai oleh Agus Noor, Butet, dan Putu Fajar Arcana, para penonton akan menemukan kejutan dalam setiap artistiknya.
Tata panggung diperkaya oleh visual wayang dari I Made Sidia. Grup Komunitas Badan Gila (Kobagi) yang anggotanya berprofesi sebagai pekerja juga mengembangkan tarian yang ekspresif dan atraktif menggunakan tubuh mereka.
"Tarian Cek Body dan visualisasi wayang jadi sensasi visual yang magis khas Bali tapi juga memiliki idiom yang sangat kontemporer," ujarnya. Pentas tersebut juga dimeriahkan oleh penampilan dari Ayu Laksmi, Henny Janawati, pelawak Marwoto, Cok Ace, dan Wakil Menteri Kemenparekraf Sapta Nirwandar.
(tia/mmu)