Rabu malam (10/9/2014) itu 99 sketsa karya Mudji terpampang rapi. Tiga buah sketsa berukuran besar berada di sebelah kiri ruang pamer galeri. "Saya membuatnya sambil tiduran ini," ujarnya sembari tertawa.
Guyonannya saat itu mampu membuat para pengunjung tertawa sejenak. Mudji yang merupakan pastur umat Katolik kembali menjelaskan perkataannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ada pula sketsa bergambar Candi Borobudur yang langsung dibuat di tempat. Salah satunya terdapat gambar yang unik yakni puluhan umat Buddha nampak bersembahyang di candi terbesar tersebut, tapi ada tiga orang yang mampu meraih hingga ke atas.
"Tiga orang itu adalah simbol dari mereka yang berhasil mencapai tahap bukan lagi fisik, tapi jiwanya sudah sampai ke Atas," ungkapnya.
Sebelumnya pada awal Januari 2014 lalu, Mudji juga pernah memamerkan sketsanya yang berjumlah 104 di Taman Ismail Marzuki. Sketsa ini diyakininya sebagai karya utuh atau seperti lukisan. Pameran ini diselenggarakan sebagai perayaan atas bertambah usianya yang ke-60 tahun.
Tidak ada harapan muluk dari Mudji. "Saya seorang Romo yang sudah cukup tua. Tugas sketsa hitam putih saya secara simbolik adalah mengecat yang hitam, semoga nantinya akan habis dan diganti oleh putih. Karena kejahatan ada di mana-mana," pungkas Mudji.
(tia/ich)