Dari karya sastra buatannya, kisah 'Romeo and Juliet' dan '10 Things I Hate About You' menjadi terkenal dan ditampilkan dalam berbagai versi. Namun sebuah penelitian terbaru mempertanyakan, apakah Shakespeare depresi ketika sedang menulis?
Khususnya dalam cerita sebuah drama berjudul 'King Lear'. Seperti dikutip dari berbagai sumber Selasa (26/8/2014), Shakespeare memutuskan untuk mengubah akhir ceritanya di menit terakhir ketika naskah selesai. Para kritikus sastra mengatakan ia membunuh semua karakter utama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua tim penelitian karya Shakespeare Simon Russels Beale mengatakan hal ini dalam film dokumenternya yang berjudul 'The Secret Life of Books'. "Banyak sekali cerita tragedi yang dituliskannya. Kita juga tahu apa yang terjadi pada Romeo-Juliet. Seolah-olah ia tidak bisa berhenti dari imajinasi liarnya," ucapnya.
Jadi mungkin, kata Beale, ia menyimpulkan jika Shakespeare merasa tertekan. "Ia kehilangan kepercayaan di dunia alam manusia."
Sebelumnya drama 'King Lear' yang ditulis Shakespeare berakhir bahagia. "Aku ingin tahu apakah saat itu dia mengalami masa-masa buruk dan ada begitu banyak kekerasan di sekitarnya," kata Beale.
Drama 'King Lear' segera diadaptasi ke dalam versi film dengan sutradara Sam Mendes. Sang sutradara 'James Bond Skyfall' akan bermain dengan nuansa kelam dan diisi kekerasan yang mengejutkan.
(tia/mmu)











































