Menurut Hakim Richard Posner pembayaran biaya lisensi sudah tidak diperlukan lagi. Sidang banding tersebut digelar di Chicago pertengahan bulan ini.
"Hasil banding ini akan kami tindak lanjuti dalam beberapa bulan mendatang. Kami akan menyajikan argumen baru," ujar ahli warisnya seperti dikutip dari BBC, Selasa (22/7/2014).
Ia menginginkan petisi agar pengadilan meninjau kembali keputusannya. Kasus ini bermula ketika keturunan Conan Doyle mengancam akan menghentikan distribusi buku berisi kisah asli Sherlock Holmes jika penerbitnya tak ingin membayar lisensi.
Dalam pasal di Undang-Undang Hak Cipta Amerika Serikat, kisah Sherlock Holmes diberikan perlindungan pada 10 cerita pendek sebagai sumber hak intelektual bagi keturunannya. Menurut hakim, tidak ada perpanjangan hak cipta jika masa berlakunya sudah berakhir.
"Hanya 10 kisah dari tahun 1923-1927 yang dilindungi. Selanjutnya tidak ada," ungkapnya.
Keputusan banding tersebut adalah kemenangan bagi Leslie Klinger yang merupakan editor The New Annotated Sherlock Holmes dan buku-buku Holmes lainnya. Ia pernah membayar lisensi sebesar US$ 5.000 di buku pertama namun menolak untuk membayar biaya lain.
"Saya sangat senang dengan keputusan banding 16 Juni lalu dan sepertinya Mahkamah Agung juga telah menyetujuinya. Kami akan tetap menerbitkan buku Sherlock Holmes," kata Klinger.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(tia/mmu)











































