Pada akhirnya seorang senimanlah yang mengembangkan teknik kamuflase itu. Saat itu, seorang pelukis Inggris bernama Norman Wilkinson terinspirasi untuk membuat kamuflase yang menawan, ketika ia menjadi sukarelawan di Royal Navy untuk keamanan laut di Gallipoli. Alih-alih untuk membuat kapalnya menjadi tak terlihat, ia mencoba membuat musuh merasa bingung dengan memberikan warna dan bentuk yang kontras pada kapal itu dan membuat pergerakannya di air jadi tampak kabur.
Kini ilusi optik yang pernah diinisiasi pada masa Perang Dunia itu dihidupkan kembali sebagai bagian dari rangkaian acara untuk merayakan seratus tahun Perang Dunia I. Seniman asal Venezuela, Carlos Cruz-Diez menciptakan sebuah karya baru untuk kapal percontohan bersejarah di Liverpool dan di London hari ini.
Sementara itu, Tobias Rehberger meluncurkan transformasi dari HMS Presiden yang berfungsi sebagai kapal selama konflik terjadi. Meski karya dari Norman Wilkinson itu tradisional, ia diminta untuk membuat lukisan utnuk ruang merokok di kapal Titanic. Desain unik miliknya sering dibandingkan dengan Kubisme khas karya Pablo Picasso dan Georges Braque.
Tobias Rehberger mengakui kekagumannya pada desain yang tak biasa dari pendahulunya itu. "Kamuflase biasanya memiliki arti, Anda tidak bisa melihat sesuatu, tapi ia justru memenuhi tubuh kapal dengan pola desain yang penuh. Ini adalah paradoks yang sangat menarik," jelasnya dilansir dari BBC, Rabu (16/07/2014).
βAgak aneh membayangkan mereka semua berlayar dengan tubuh kapal yang berwarna pink, biru dan putih," tambahnya.
(ass/mmu)











































