.webp)
Tahun 2014 ini, Indonesia memang tengah mengalami fase politik yang menjadi sorotan berbagai pihak. Usai menghelat pemilihan umum legislatif untuk memilih secara langsung para wakil rakyat, kini menjelang detik-detik pemilihan presiden yang baru. Isu mengenai politik di dalam negeri ini tentunya bisa digali dalam berbagai sudut pandang oleh para seniman.
Ini yang dilakukan oleh seorang kurator independen dan seniman muda Asep Topan. Pada 2 Juli 2014 lalu, pameran tunggalnya yang bertajuk Lost In Transaction resmi dibuka. Pameran yang bertempat di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, Jakarta itu akan diselenggarakan hinga 11 Juli 2014 mendatang.
Pameran tunggal pertama bagi dosen jurusan seni rupa di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) itu mengajak pengunjung melihat lebih dekat pandangannya tentang seni grafis yang selama ini lekat dengan peristiwa politik atau sebagai media propaganda.
Asep menggunakan kamera ponsel cerdasnya sebagai salah satu alat produksinya. Banner cetak digital para caleg yang ada di ruang-ruang publik ia foto. Kemudian dengan teknologi komputer ia memperbesar gambar ini hingga ratusan kali, sehingga gambar menjadi bitmap.
"Pada karya berjudul Random Access Memories ia benar-benar telah menghancurkan gambar utuh kampanye-kampanye caleg dan partai politik yang dianggapnya hanyalah sampah cetak digital," ujar Mahardika Yudha, kurator pameran Lost In Transaction dalam pengantar kuratorialnya.
"Ini menjadi penanda yang unik dari moda produksi seirang seniman yang besar sesudah reformasi 1998 ini. Ia tidak melepaskan begitu saja tradisi cetak manual di masa serba digital sekarang ini," tambah Yudha.
