Mulai dari spesialisasinya di bidang sepatu kanvas untuk olahraga yang kini kaya akan pilihan desain dan warna hingga menjadi bagian yang lekat dengan penggunaan sehari-hari dan industri fesyen. Ini merupakan salah satu hal yang dianggap paling demokratis, sekaligus merupakan ikon budaya pop Amerika Serikat. Penggemar sepatu ini tak hanya anak muda, olahragawan, pemain skateboard, dan anak band, namun bahkan hingga Michelle Obama pun mengenakannya.
Sepatu ini berakar pada olahraga basket. Converse All Star, dirilis pada 1917, merupakan sepatu basket pertama, dan orang yang ada di balik kesuksesan ini adalah Charles 'Chuck' H Taylor. Taylor adalah seorang pemain basket yang aktif di SMA-nya. Ia menawarkan diri untuk menjadi duta dan salesman produk sepatu ini.
Ia memiliki bakat, jaringan, pengetahuan yang mengesankan soal industri basket. "Dia memiliki kehidupan yang menarik," kata Joe Dean, seorang mantan eksekutif penjualan untuk Converse, seperti dilansir BBC. "Sulit untuk tidak menyukainya, dan dia seperti mengenal semua orang. Jika Anda seorang pelatih dan Anda ingin mencari pekerjaan, Anda akan menelepon Chuck Taylor," sambungnya.
Taylor menawarkan sepatu dengan sol karet tebal dan berbahan kanvas yang tingginya hingga ke atas pergelangan kaki. Desain asli yang ia buat berwarna coklat dengan aksen hitam. Converse menamai seri sepatu ini sebagai Chuck Taylor setelah pada 1932 ia menambahkan tanda tangan pada kedua sisi logo All Star, tepatnya di patch yang menjadi ikon di pergelangan kaki sepatu tersebut.
Pada 1936, Taylor merancang sepatu serupa dengan warna putih yang dijadikan sepatu resmi bagi tim Amerika Serikat untuk kejuaraan basket. Dalam kejuaran olimpiade yang diadakan di Berlin ini, tim tersebut berhasil merebut medali emas. Tak lama dari situ, sepatu dengan desain ikonik ini dijadikan sebagai sepatu resmi untuk pelatihan militer di Amerika Serikat selama Perang Dunia II.
(ass/mmu)