Lima Keunikan Gaya 'Ekletik' di Kediaman Iwet Ramadhan

Gaya 'Ekletik' di Apartemen Iwet Ramadhan (4)

Lima Keunikan Gaya 'Ekletik' di Kediaman Iwet Ramadhan

- detikHot
Jumat, 23 Mei 2014 11:59 WIB
Lima Keunikan Gaya Ekletik di Kediaman Iwet Ramadhan
Jakarta - Sejak masih kuliah jurusan arsitektur di Universitas Parahyangan, Bandung, Iwet Ramadhan sudah tertarik akan desain modern bercampur dengan klasik. Karena itu di apartemen kecil miliknya di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat ia menerapkan konsep desain home interior tersebut.

Di bawah ini adalah lima keunikan gaya 'ekletik' di kediamannya:


Lima Keunikan Gaya 'Ekletik' di Kediaman Iwet Ramadhan

Sejak masih kuliah jurusan arsitektur di Universitas Parahyangan, Bandung, Iwet Ramadhan sudah tertarik akan desain modern bercampur dengan klasik. Di bawah ini adalah lima keunikan gaya 'ekletik' di kediamannya:

Kain Tenun NTT di Sofa Ruang Televisi

Iwet Ramadhan tidak ingin menghiasi interior rumahnya dengan koleksi batik miliknya. "Sudah jadi perancang busana batik, trus ada kain batik. Ah, itu ketebak," katanya kepada detikHOT.

Justru di sofa panjang ruang televisi ia meletakkan dua kain tenun NTT sebagai pajangan. Serta sarung bantal dengan desain sulaman bergambar akar dan bunga.

Kain Tenun NTT di Sofa Ruang Televisi

Iwet Ramadhan tidak ingin menghiasi interior rumahnya dengan koleksi batik miliknya. "Sudah jadi perancang busana batik, trus ada kain batik. Ah, itu ketebak," katanya kepada detikHOT.

Justru di sofa panjang ruang televisi ia meletakkan dua kain tenun NTT sebagai pajangan. Serta sarung bantal dengan desain sulaman bergambar akar dan bunga.

Dinding Kaca di Ruang Televisi

Demi menyiasati apartemen kecil, Iwet Ramadhan sengaja memakai dinding kaca di ruang televisinya. Dinding tersebut berseberangan dengan kaca. Sehingga ketika matahari pagi masuk melalui jendela, mampu menyinari ke seluruh ruangan.

Dinding Kaca di Ruang Televisi

Demi menyiasati apartemen kecil, Iwet Ramadhan sengaja memakai dinding kaca di ruang televisinya. Dinding tersebut berseberangan dengan kaca. Sehingga ketika matahari pagi masuk melalui jendela, mampu menyinari ke seluruh ruangan.

Tiga Benda Antik Warisan Orang Tua

Kegemaran kedua orang tua Iwet Ramadhan dalam mengoleksi benda-benda antik, ikut menurun ke dirinya. Ia pun diwariskan peti dari Taiwan yang kini difungsikan sebagai meja. Kemudian, lesung dari Tuban. Serta sketsel dari Taiwan yang ditempelkannya ke tempat tidur.

Tiga Benda Antik Warisan Orang Tua

Kegemaran kedua orang tua Iwet Ramadhan dalam mengoleksi benda-benda antik, ikut menurun ke dirinya. Ia pun diwariskan peti dari Taiwan yang kini difungsikan sebagai meja. Kemudian, lesung dari Tuban. Serta sketsel dari Taiwan yang ditempelkannya ke tempat tidur.

Meja Makan Terbuat dari Kayu Pohon Mangga



Khusus untuk meja dan kursi di ruang makan miliknya, Iwet Ramadhan memesan khusus kayu yang terbuat dari pohon mangga. Untuk bagian kaki dan penyanggahnya, ia menggunakan besi.

Di bawah meja makan yang juga difungsikannya sebagai tempat berkarya, ia memberikan alas karpet dari Turki milik ibunya. Karpet tersebut ditenun pakai tangan sang seniman.

Meja Makan Terbuat dari Kayu Pohon Mangga



Khusus untuk meja dan kursi di ruang makan miliknya, Iwet Ramadhan memesan khusus kayu yang terbuat dari pohon mangga. Untuk bagian kaki dan penyanggahnya, ia menggunakan besi.

Di bawah meja makan yang juga difungsikannya sebagai tempat berkarya, ia memberikan alas karpet dari Turki milik ibunya. Karpet tersebut ditenun pakai tangan sang seniman.

Wayang Golek dan Patung Killin dari China

Iwet Ramadhan juga memasukkan unsur tradisional dari kota kelahirannya yakni Yogyakarta. Di atas meja panjang letak televisinya berada, ia menaruh wayang golek, patung singa sebagai simbol dari bintang Leo, patung dirinya dan patung dari Cina bernama 'killin'.

Dua patung killin yang bermakna sebagai penjaga ini ditaruhnya di atas tumpukan buku. "Kalau di Cina mendatangkan rezeki. Dia perpaduan antara singa dan rusa," katanya.


Wayang Golek dan Patung Killin dari China

Iwet Ramadhan juga memasukkan unsur tradisional dari kota kelahirannya yakni Yogyakarta. Di atas meja panjang letak televisinya berada, ia menaruh wayang golek, patung singa sebagai simbol dari bintang Leo, patung dirinya dan patung dari Cina bernama 'killin'.

Dua patung killin yang bermakna sebagai penjaga ini ditaruhnya di atas tumpukan buku. "Kalau di Cina mendatangkan rezeki. Dia perpaduan antara singa dan rusa," katanya.


Halaman 2 dari 12
(tia/mmu)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads