.webp)
Pada abad ke-19 metode yang digunakan untuk mengenal dan menggali informasi dari sosok mumi itu dengan membuka-tutup sesukanya dan mengobservasi apa yang ada pada mumi itu. Ini akhirnya berdampak pada kerusakan permanen di beberapa figur mumi.
Memasuki abad ke-20, para peneliti mulai menggunakan X-ray demi menguak informasi yang dikandung oleh mumi. Tapi dengan memanfaatkan teknologi ini, gambar dari mumi yang tersembunyi di balik penutupnya tetap tak tampak jelas. Lalu setelah melewati dua dekade, arkeolog menyajikan isi dari mumi dengan lebih jelas melalui computerised tomography (CT) scanning.
Kemajuan terakhir dicapai pada beberapa tahun lalu, yakni dengan menggunakan generasi terbaru dari dual-energy CT scanners. Ini mampu memvisualisasikan bagian dalam dari mumi. Secara virtual alat ini mengupas lapisan demi lapisan yang menutup mumi, tanpa membuat adanya kerusakan pada permukaan, tengkorak dan lainnya.
Hasil dari penelitian terbaru ini juga memfasilitasi pengembangan penelitian lain yakni untuk bisa lebih akurat melihat gaya hidup seperti apa yang dilakoni mumi tersebut semasa hidup.
“Untuk tiga mumi yang ada di pameran ini kami menggunakan dual-energy CT scanner, yang bisa diatur ke dua jenis panjang gelombang. Ini membuat kita bisa mengambil gambar dengan detail hebat baik ke bagian yang tebal maupun yang tipis," kata John H. Taylor, Kurator di British Museum dalam bidang arkeologi peninggalan Mesir kuno, dilansir BBC (20/05/2014).
"Hasilnya, kita bisa melihat hal yang tampak sekarang dan bahkan yang ada di beberapa tahun, melihat hal yang sebenarnya tak mampu kita lihat," tambahnya. Salah satu contoh yang dikemukakan adalah mumi dari Tamut, ia adalah seorang anak perempuan dari seorang pesohor yang hidup di bagian awal dinasti ke 22, sekitar 900 tahun sebelum masehi.
Mumi ini ditemukan pada abad ke-19, dan menjadi koleksi dari British Museum sejak 1891. Hingga kini, tak ada satu pun yang pernah melihat penampakannya di dalam. Peti Tamut adalah salah satu yang tak pernah dibuka. Dengan gunakan teknologi terbaru itu, Antoine dan Taylor menemukan berbagai hal seputar gaya hidup Tamut dan bagaimana ia dibalsam ketika sudah wafat.
Ia adalah gadis berambut pendek yang sering mengenakan rambut palsu. Bagian arteri yang ada di bagian atas pahanya dilapisi banyak sisa plak dari lemak, ini menandakan ia menikmati makanan yang kaya kolestrol, dan kemungkinan ia memiliki risiko penyakit kadiovaskular.
Ini mengejutkan karena bisa dibilang kadiovaskular itu penyakit yang terkesan muncul di era modern. Tapi dengan ini jadi diketahui bahwa penyakit tersebut sudah ada sejak lama. Selain itu, Tamut juga punya masalah pada kesehatan giginya, sama seperti apa yang ditemukan pada mumi dewasa lainnya.
(ass/mmu)
