Dari bincang-bincang dengan narasumber, tertangkap sebuah usaha perbaikan soal pengarsipan. Pada dasarnya pendataan arsip artefak dan sejarah bangsa kita masih harus ditata sedemikian rupa.
Kali ini, seorang artis Olga Lydia menceritakan bagaimana petualangannya di berbagai museum yang ada di luar negeri dan bagaimana perbandingan dengan museum di sini.
"Kalau di keluarga saya, saat kita pergi ke luar negeri, apa yang dicari ibu saya adalah toko cokelat. Sementara ayah saya cari gadget-gadget. Tapi ada dua tempat yang mereka sama-sama sukai, satu toko buku yang kedua adalah museum," jelas Olga Lydia dalam konferensi pers virtual reality Museum Majapahit di Senayan City, Jakarta (13/05/2014).
"Jadi kemanapun kita pergi pasti ke museum." Sementara menurut perempuan kelahiran 4 Desember 1976 ini, museum-museum yang ada di Indonesia masih butuh perhatian lebih, dan masih perlu lebih banyak dikembangkan.
Ia pun merasa bahwa kini masyarakat kita sudah mulai menunjukan dukungan dan apresiasi untuk keberagaman nilai budaya yang ada di Indonesia. Hal ini sangat baik dan membuatnya optimistis bahwa nantinya museum kita akan jadi jauh lebih baik.
"Bagusnya masyarakat sudah mulai mendukung, karena ini tidak bisa 100 persen berbasis pemerintah. Masih banyak sekali museum yang harus dibangun, di sini masih kurang sekali. Tapi kalau sudah dibangun, masyarakatnya nggak datang dan beli tiket kan repot juga," ujarnya.
Nah untuk menarik minta masyarakat hadir, menurut Olga, ini juga jadi pekerjaan rumah bagi pengelola museum untuk suguhkan sesuatu yang menarik minat masyarakat.
Hal yang membuatnya tertarik kali ini adalah pengembangan virtual reality. Menghadirkan museum majapahit dalam bentuk maya dinilai bisa lebih memancing pengunjung untuk menggali pengetahuan soal kerajaan besar di Nusantara itu.
"Bagi saya ini sudah lebih maju lagi. Biasanya kita hanya bisa melihat bendanya dan melihat nilai historisnya tapi kali ini kita bisa ikut rasakan pengalamannya, mengalami kejadian disana. Bisa ikut jalan ke masa lampau. Museum itu harus terus berevolusi untuk terus miliki suatu yang menarik."
Menurut Olga museum itu harus bertutur dan sangat baik bila sajikan sesuatu yang interaktif. Dan semakin banyak suguhan menarik dalam museum, menurut Olga itu akan semakin baik agar museum bisa terus mengikuti konteks perkembangan suatu zaman.
"Jadi museum bukan hanya bicara benda purbakala saja, tapi msueum itu harusnya bercerita, ini cara bercerita yang kreatif dan invoatif karena mengajak orang yang mendengarkan dan melihat jadi merasa mengalami juga."
(ass/ich)











































