Di mancanegara, teknologi ini juga sedang digandrungi dan sangat populer. Kali ini dalam rangkaian acara The Museum Week 2014, virtual reality berjudul museum Majapahit diperkenalkan.
"Kita bermaksud untuk mendigitalisasi aset budaya Indonesia agar nanti ke depannya ini bisa lebih mudah ditemukan oleh masyarakat umum," jelas Diana Paskarina, Managing Director di Anantarupa Studios, dalam konferensi pers di Senayan City, Jakarta (13/05/2014).
"Untuk sekarang ini kita mengembangkan artificial reality dengan menggunakan media Oculus Rift. Media ini sendiri sekarang sedang tren dan diganderungi dan kita masih terus menggarapnya."
Diana juga memaparkan bagaimana proses awal ia bersama tim di Anantarupa Studios mengembangkan teknologi ini. Awalnya mereka terpikir mengapa masyarakat kita sangat jauh dengan museum dan hal-hal yang berbau budaya, sementara kita sangat dekat dengan perkembangan teknologi.
"Kenapa kita pakai virtual reality, ini karena di masa sekarang masyarakat sangat jarang yang punya keinginan untk mengetahui apa saja aset budaya Indonesia. Sedangkan masyarakat ini sangat dekat dengan teknologi. Maka dengan gunakan pendekatan teknologi terbaru, agar kita bisa ajak masyarakat umum untuk lebih ingin tahu mengenai apa saja budaya yang dimiliki Indonesia," paparnya.
Dalam kondisi normal, Diana menjelaskan bahwa digitalisasi 10 arca yang ada di dalam aplikasinya bisa memakan waktu sekitar tiga bulan. Namun kali ini mereka mengerjakan lebih cepat dan hanya memakan waktu sekitar satu bulan. Nantinya mereka menargetkan bisa mendigitalisasi 58 arca dari kerajaan Majapahit.
Upaya digitalisasi ini juga dimulai dengan proses riset yang panjang. "Ini salah satu kendala, karena riset di Indonesia itu agak susah ya." Dalam risetnya, mereka menentukan dulu apa-apa saja arca yang bakal didigitalisasi kemudian menemukan lokasinya.
Perlu diketahui bahwa sebagian aset budaya kita seperti arca Majapahit ini tidak berada di nusantara. Dan justru bertengger di negeri orang, seperti di Belanda, Inggris maupun Amerika Serikat.
Untuk arca yang berada di Indonesia, atau lebih tepatnya Museum Nasional tentu Diana dan tim akan mendatanginya dulu. "Kalau arcanya ada di sini kita pasti datangi ke lokasinya misalnya ke Museum Nasional. Kita di sana foto-foto kemudian kita ubah kedalam bentuk tiga dimensi," kata Diana.
Dari proses penggodokan ini, mereka pun berhasil menciptakan aplikasi virtual reality mengenai Museum Majapahit sebesar 50 MB dan bisa dinikmati dengan alat seperti kacamata dan sebuah headphone yang disebut sebagai Oculus Rift.
(ass/ich)











































