Begitu juga soal sejauh mana kita mengenal peradaban lalu dari bangsa ini? Namun debat kusir bisa tak ada habisnya kala membicarakan hal ini. Beberapa pihak memilih untuk mulai menginisiasi suatu kegiatan, agar masyarakat secara luas mau lebih peduli akan sejarah dan budaya bangsanya sendiri. Salah satunya dengan hadirnya pekan museum atau The Museum Week 2014.
Acara yang terselenggara mulai 13 hingga 18 Mei 2014 di Atrium Senayan City, Jakarta, menghadirkan ragam pengetahuan soal sejarah dan budaya yang ditampilkan dalam 14 booth dari berbagai museum yang ada. Berikut adalah laporan lengkap detikHOT.
***
Di tengah ramainya pengunjung hari pertama dari The Museum Week 2014, ada hal yang menarik perhatian. Di tengah-tengah pengunjung yang hadir ada semacam instalasi pohon besar dan disekitarnya beberapa orang tampak mengenakan goggle berukuran setengah wajah manusia. Para pengguna goggle itu pun tampak berputar-putar dan jelas terlihat tengah asyik sendiri.
Ternyata ini adalah apa yang disebut dengan virtual reality. Apa yang dipertontonkan dari balik goggle itu adalah artefak dari Kerajaan Majapahit, yang dilengkapi juga dengan penjelasan audio. Virtual reality yang diluncurkan dalam The Museum Week ini adalah partisipasi dari Bakti Budaya Djarum Foundation yang bekerja sama dengan Anantarupa Studio sebagai pengisi konten.
Setelah acara sepekan ini berakhir, virtual reality museum Majapahit ini akan diboyong ke Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, untuk dijadikan salah satu penghuni tetap di sana. Perlu diketahui bahwa teknologi canggih untuk napak tilas secara maya ke Majapahit ini menggunakan media Oculus Rift.
Moda berteknologi canggih ini menampilkan secara detail, peninggalan hasil karya jaman Majapahit yang sudah tersebar di beberapa negara dan tidak lagi diperlihatkan secara umum di museum-museum.
βKehadiran virtual reality museum Majapahit berbasis teknologi Oculus Rift adalah bukti komitmen kuat kami untuk terus melestarikan budaya dengan unsur kekinian," ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation (13/05/2014).
Dengan pengembangan teknologi ini, aset-aset seni dan budaya bangsa kita juga sekaligus didigitalisasi, untuk memperbaiki catatan pengarsipan sekaligus agar terbuka banyak alternatif cara untuk perkenalkan budaya bangsa dari generasi ke generasi.
"Teknologi ini merupakan digitalisasi aset dan seni Indonesia sehingga masyarakat khususnya generasi muda dapat menjelajah kehebatan karya bangsa di jaman Kerajaan Majapahit yang dianggap sebagai salah satu kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia.β
Untuk mencoba ini, pengunjung bisa hadir langsung ke acara The Museum Week 2014 atau nantinya ke Galeri Indonesia Kaya, tanpa dipungut biaya.
(ass/ich)











































