Museum Charlie Chaplin Siap Dibangun dengan Biaya Rp 782 Miliar

Jakarta - Gajah mati meninggalkan gading, seniman hebat meninggal dengan karya yang akan selalu dikenang. Charlie Chaplin adalah satu dari sekian banyak seniman dunia yang layak untuk dibuatkan museum. Untuk pembangunan museum di bekas kediaman Chaplin di Swiss, kini telah disiapkan dana Rp 782 miliar.

Manoir de Ban di Corsier-sur-Vevey, adalah tempat di mana Chaplin meninggal pada tahun 1977. Properti tersebut dibeli oleh perusahaan investasi Luksemburg pada 2008.

Bintang film bisu itu menghabiskan 25 tahun terakhir hidupnya di atas lahan 14 hektar di tepi Danau Jenewa. Pembangunan museum Chaplin didukung oleh ketiga anaknya, Michael, Eugene, dan Victoria.

"Aku biasa bermain sepak bola di halaman itu dengan ayah. Itu adalah kehidupan keluarga yang sangat, sangat menyenangkan, itu adalah rumah keluarga besar," ujar Eugene Chaplin yang lahir di rumah itu, dilansir BBC, Jumat (9/5/2014).

Chaplin melarikan diri ke Swiss dari Amerika Serikat ketika ia berada di usia 60-an karena dituduh simpatisan komunis pada era politik McCarthy. Rumah bersejarah yang ditinggalinya itu akan diperbaharui seperti ketika Chaplin tinggal di sana.

Cucunya Laura Chaplin, seorang seniman Swiss, mengatakan, "Ini adalah rumah impian untuk tumbuh ... kami telah menunggu dalam waktu yang lama untuk museum ini berdiri dan sekarang itu akhirnya akan dimulai."

Chaplin adalah aktor, penulis, sutradara, produser dan komposer kelahiran 16 April 1889. Ia menjadi salah satu seniman paling terkenal dari layar perak berkat karakter Little Tramp, dan menikmati karier selama 75 tahun.

Dia tampil sebagai tamu kehormatan Academy Award pada 1972, saat kunjungan singkat ke Amerika Serikat untuk pertama kalinya setelah lebih dari 20 tahun.

Yves Durand, direktur museum mengatakan, "Jiwanya, semangatnya, masih di sini ... sehingga orang akan bertemu dengannya, orang akan menemukan dia, orang akan mendengar suaranya, akan melihat film-filmnya, dan akan mendengar musiknya."

(ich/ich)