Tentunya ini bukan hal mudah, dimana gerakan musti dibuat lebih dinamis sekaligus interaktif, sesuai dengan keseharian di masa sekarang.
"Akan menampilkan gerakan tari adiluhung, yang sangat halus namun ada pengembangannya," kata Sri Astari Rasjid, Produser dan Direktur Artistik dalam pementasan ini, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (14/04/2014).
Hal ini diamini oleh penari sekaligus pemeran Drupadi metafora, Nungki Kusumastuti. "Gestur geraknya berangkat dari tradisi Jawa. Tetapi beberapa gerak di awal dan gerak pada adegan dadu itu tidak berangkat dari gerak tarian Jawa," ujarnya.
Ia melanjutkan penjelasannya, tarian dalam beberapa adegan itu merupakan tari Jawa yang sudah dikembangkan.
Dan pengembangannya bisa dilihat sebagai bentuk tari modern ataupun perbendaharaan gerak yang ada pada tubuh masing-masing penari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gerak tari dalam pementasan drama ini disutradarai oleh Wasi Batolo, dan diiringi musik yang digarap oleh Rahayu Supanggah. Semua diseleraskan juga dengan arahan adegan drama oleh Gandung Bondowoso.
Untuk menghidupkan panggung menawan yang sudah dipersiapkan oleh Sri Astari Rasjid selaku Direktur Artistik di pementasan ini, ada sekitar 40 orang penari yang dibagi dalam beberapa babak.
Ia juga membuat adegan semakin dramatis dengan suguhan video mapping pada beberapa bagian.
Misalnya pada bagian di mana kain milik Drupadi dilucuti oleh Dursasana. Juga ketika sosok Drupadi lahir ke bumi dari percikan api suci.
"Sajian kisah Drupadi ini sudah kami padatkan, jadi nantinya pertunjukan akan berlangsung selama satu jam lima belas menit. Jadi tidak akan membosankan," kata Sri Astari Rasjid.
(ass/utw)