Serta Otong yang memang memiliki kelebihan mampu melihat makhluk halus. "Kami berdua sama-sama punya traumatik. Saya sendiri sering melihat pocong tiba-tiba ada dan hantu lainnya di sekitar," kata Otong kepada detikHOT di Galeri Indonesia Kaya pekan lalu.
Kemudian pada 2008 silam, duo seniman ini bertemu dan mengobrol. Selain punya pengalaman traumatik tersebut, mereka sama-sama gemar mengoleksi mainan anak-anak. Otong lebih ke robot-robotan dan Dila menyukai boneka barbie, dan segala jenis mainan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami suka bongkar mainan dan hal-hal yang berbau traumatik yang masih melekat sampai sekarang, kami jadikan karya eksperimen yang macam-macam," ujar Dila.
Kreasi Otong dan Dila awalnya selalu memakai kain flanel. Di masanya, masih jarang ada seniman maupun industri kreatif yang menggunakannya. Lama kelamaan, mereka lepaskan bahan kain flanel dan mulai berkreasi sekenanya.
Namun, di beberapa karyanya, menurut Dila, Otong selalu memasukkan unsur budaya tradisional Indonesia melalui karakter wayang. "Otong familiar dengan wayang. Konsep wayang selalu disisipkan dalam karya-karya kami."

Seperti yang terlihat dalam mixed media patung berjudul 'Dasamuka'. Di atasnya terdapat berbagai kepala mainan mulai dari happy meal, badut, punakawan, hingga karakter angry bird.
Mereka tidak merasa bersalah memotong-motong bagian dalam mainan menjadi berkeping-keping. Terkadang, kata Dila, mereka hanya butuh kepalanya saja, atau bagian kaki saja.
"Itu enggak jadi masalah buat kami. Tapi ada juga komunitas custom toys yang menganggapnya itu dosa besar. Tapi justru di sini uniknya kami," katanya.
Sejak 2008 silam hingga kini, karya-karya dari ThedeoMIXBLOOD banyak yang dikoleksi oleh kolektor dari Eropa, Australia hingga di museum di Perancis. Dari ruangan 3 x 3 meter di kawasan Imogiri Yogyakarta, segala ide eksperimental mereka dibuat.Β
(tia/utw)