'Freaky-Teppy', Buku yang Menertawakan Beratnya Hidup di Jakarta

'Freaky-Teppy', Buku yang Menertawakan Beratnya Hidup di Jakarta

- detikHot
Rabu, 02 Apr 2014 15:15 WIB
Jakarta - Apa yang ada di benak kita ketika menyebut tentang penulis buku komedi? Mungkin jawabannya adalah penampilan yang cuek dan gaya bicara seenaknya. Tapi itu tak akan ditemui pada sosok Stephanie Josephine, 26 tahun.

Perempuan yang akrab dipanggil Teppy ini adalah penulis buku berjudul 'Freaky-Teppy' terbitan Gagas Media. Kepada detikHOT, Gagas Media mengatakan belum ada hitungan pasti penjualan buku Teppy. Namun beberapa toko terus menerus mengajukan restock karya Teppy ini sejak terbit akhir tahun lalu.

Saat ditemui detikHOT beberapa lalu, penampilan Teppy lebih cocok disebut sebagai wanita karir. Bicaranya efisien dengan bahasa yang teratur, jabatan tangannya mantap. Maka agak sulit untuk percaya bahwa dari pikirannya, muncul cerita-cerita kocak seputar perempuan lajang yang mencoba bertahan hidup di Jakarta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada awalnya Teppy mengasah kemampuan menulisnya lewat blog, setidaknya selama tujuh tahun terakhir. "Suatu kali blog saya dibaca oleh Alexander Thian blogger yang bukunya diterbitkan Gagas Media juga," kata Teppy pada detikHOT. Oleh Alex, Teppy diajak untuk menerbitkan kisah hidupnya di blog menjadi buku.

Teppy tidak bertujuan menjadikan bukunya lansung sebagai buku komedi. "Ini sebenarnya lebih ke personal literatur non fiksi. Cuma ya akhirnya penuturannya bergaya komedi," ujar Teppy yang mantan Finalis Miss Indonesia tahun 2006 ini.

Teppy beruntung karena saat diterbitkan, masih sedikit penulis wanita yang menulis personal literatur. Apalagi yang mengambil jalur komedi. Teppy sendiri mengatakan sebenarnya apa yang ditulisnya adalah apa yang dialaminya sendiri.

Kisah biasa yang mungkin juga dialami banyak perempuan lajang lain di Jakarta. "Tentang survival dan adaptasi. Bahwa tinggal di Jakarta sejak SMA sampai masuk dunia kerja itu banyak strugglenya, " kata Teppy.

Tak hanya soal menggapai cita-cita saja, Teppy juga berkisah tentang cinta monyet zaman SMA, kuliah, menyusun skripsi, sedihnya belum punya duit sampai pengalaman traveling ke beberapa daerah. "Sampai awal kerja dengan berbagai kejadian aneh sama bos, bagaimana kita jadi kacung kampret banget," kata Teppy yang bekerja di bidang internal komuniksi perusahaan logisik.

Semua kisah yang sebenarnya bikin prihatin itu lantas ditulis Teppy dengan gaya bertutur yang berbeda, yakni komedi. Hanya saja Teppy menolak jika ditawari menjadi stand-up comedian.

"Cerita saya kan sebenarnya kalau mau dikisahkan dengan cara lain juga bisa jadi cerita sedih. Tapi karena nggak ada jalan lain untuk menyelesaikan kecuali diketawain ya sudah diketawain saja. Ini cara saya mengobati diri sendiri," katanya.

Sementara untuk dijadikan materi stand-up komedi, Teppy merasa tidak pantas. "Jadi stand-up comedian itu kan harus hati-hati. Nggak nyaman saja kalau diomongin." Lewat blog dan bukunya Teppy cukup banyak menarik perhatian anak muda.

Tiap kali bertemu dengan pembacanya, Teppy sering mendapat kejutan yang tak jarang lucu juga. Misalnya ketika acara di sebuah SMA di Cikarang, saat penandatanganan buku, ternyata beberapa peserta belum membeli buku. "Tapi mereka tetap minta tanda tangan, bahkan dengan kata-kata macam biar UN sukses, dan itu dilakukan di buku pelajaran Biologi mereka atau buku coret-coretan," kata Teppy terbahak.
 



 




(utw/utw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads