Ini disebut cinemograph, sebuah teknik lama dalam dunia visual yang filenya dikenal dengan sebutan Graphics Interchange Format (GIF). Karya cinemograph ini dibuat oleh seorang fotografer dan desainer grafis, Zulfikar Arief.
Zulfikar, pria kelahiran 27 Januari 1986 ini memiliki latar belakang fotografi dari workshop Galeri Foto Jurnalistik Antara, yang pernah ia ikuti beberapa tahun lalu.
"Dalam karya cinemograph ini, jika orang tidak memperhatikan dengan baik, mungkin ini dianggap foto. Tapi kalau dilihatin, akan tampak ada elemen bergerak di sini dan sisanya diam," ujarnya kepada detikHOT (16/2/2014) di Jakarta Convention Centre.
Dua karyanya yang dipampang di sini berjudul 'Saksi Lalu Lalang' dan 'Di Luar Perisai Massal'. "Inspirasi dalam membuat karya itu berasal dari tema regenerasi di Arte, sebagai sebuah payung besar kreasi kita semua yang berpartisipasi. Jadi pada dua karya ini ada benang merahnya."
Dalam karyanya yang berjudul 'Saksi Lalu Lalang', subjek utamanya adalah seorang bapak tua. Dimana dalam penggambaran fotografi, gestur tubuh subjeknya ini tampak tengah melangkah. Kondisi subjek dibekukan dan di sampingnya ada banyak kendaraan bermotor yang bergerak lambat namun dinamis.
"Lalu lalang tadi coba menyuguhkan dinamisnya kehidupan kota, lalu lalang juga mencerminkan kehidupan manusia, di mana kita setiap hari melakukan aktifitas dan rutinitas yang berulang-ulang," jelasnya.
Sementara sosok bapak tua dalam karya seolah kini tinggal menjadi saksi, melihat dirinya dulu merupakan bagian dari gerakan kota. Ini sekaligus mengingatkan bahwa nantinya, kita yang masih bergerak cepat ini akan berproses menjadi saksi, seperti bapak tua dalam karyanya.
"Karya ini coba mempertanyakan, apakah lalu-lalang atau siklus yang ada di kehidupan manusia ini tidak bisa berubah dan akan terus diwarisi ke generasi muda?"
Untuk karya satunya lagi, yang berjudul 'Di Luar Perisai Massal', subjek utamanya anak-anak. Yang bergerak maju dan mundur justru orang-orang dewasa di usia produktif.
Narasi dalam karyanya adalah ingin memperlihatkan dunia anak-anak yang tidak memiliki kewajiban mencari uang demi bertahan hidup, masih bebas berekspresi dan bermain, namun ia sedang dalam proses untuk menjadi manusia-manusia yang ditampilkan tengah bergerak itu.
Selain ada kontras pada subjek, Zulfikar juga memberikan sajian warna yang berbeda pada kedua karyanya. Untuk karya 'Saksi Lalu Lalang' Zulfikar memilih warna monokrom. Sementara karya dengan subjek anak-anak, ia gunakan warna-warni yang cerah.
"Karena anak-anak identik dengan dunia yang warna-warni, belum terbentuk warnanya itu. Lambat laun warnanya akan terbentuk dengan sendirinya." Menurutnya warna foto hitam putih juga selalu sarat dengan kekayaan cerita.
"Foto hitam putih kan foto yang lebih bercerita, ini menggambarkan subjek di dalam fotonya kan bapak-bapak, pasti dia punya banyak cerita dari pengalaman hidupnya," kata Zulfikar menjelaskan.
(ass/utw)











































