Pameran yang bertajuk 'Migrasi Kolong Meja #3' ini mengangkat tema sentral yakni kolong meja. Karyanya hadir dalam sapuan warna yang memenuhi hampir seluruh kanvas.
Di sana, terdapat lukisan berupa sepotong garis serupa ujung balok atau kaki meja yang sesekali bertemu titik garis asimetris. Namun kaki meja dan kolongnya, menjadi metafora bagi Hanafi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lulusan Sekolah Seni Rupa (SSRI) Yogyakarta pada 1979 ini tak melulu soal lukisan, tapi ia juga membuat instalasi baik yang dipamerkan maupun dilibatkan bersamaan dengan pentas teater.
Pada era 1990an, ketika para pelukis meninggalkan gaya abstrak, ia justru semakin giat membuatnya. Inspirasi seri 'Kolong Meja' ini sudah dipamerkannya di dua tempat yakni Semarang dan Bali.
Kurator Agung Hujatnikajennong mengatakan karya-karya abstraknya cenderung menyimpang dan unik. Ia berhasil membuat peluang ketika para pelukis lainnya meninggalkan lukisan abstrak.
Selama 20 tahun ini, Hanafi cenderung menunjukkan kesetiannya kepada bahasa dan metode abstraksi. "Karyanya sekarang memperlihatkan kekukuhannya untuk menggarap bidang-bidang kanvas yang luas dan dengan garis yang spontan," ujarnya.
(tia/utw)