Narasi yang berdurasi 23 jam ini menggambarkan kisah cinta Srintil, seorang ronggeng muda dengan kawan masa kecilnya Rasus yang berprofesi sebagai tentara.
"Banyak sejarah penting dalam karya sastra klasik Indonesia tapi sayangnya tidak bisa didokumentasikan secara visual," ujar Butet Kartaredjasa usai peluncuran di Galeri Indonesia Kaya, Jumat malam lalu (7/3/2014).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya senang buku audio ini mudah diunduh melalui digital, sesuai dengan teknologi masa kini sehingga pesannya mampu ditangkap oleh masyarakat," kata Butet.
Sedangkan Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian mengatakan buku audio yang didigitalisasi ini sangat efektif menyampaikan pesan ke generasi muda.
"Generasi ini akrab dengan teknologi, makanya sastra klasik dan modern ini harus mendekati cara modern mereka," katanya.
Ronggeng Dukuh Paruk adalah buku audio pertama produksi Digital Archipelago yang fokusnya pada digitalisasi sastra Indonesia. Serta mengaudiokannya ke dalam bahasa-bahasa dunia.
Karya sastra ini mudah diperoleh melalui aplikasi ponsel yang diunduh bebeas biaya namun kontennya dapat diperoleh dengan harga promo. Terdiri dari tiga bagian novel yakni 'Catatan Buat Emak' (6 jam) sebesar Rp 49 ribu.
Novel kedua 'Jantera Bianglala' (8 jam) sekitar Rp 49 ribu. Serta terakhir 'Lintang Kemukus Dini Hari' (9 jam) yakni Rp 49 ribu. Harga promosi ketiganya adalah Rp 119 ribu.
(tia/bar)